Bisnis.com, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan, Nuzulia Ishak menilai Indonesia mempunyai potensi bisnis busana muslim yang besar dan juga sebagai pusat mode busana muslim pada 2020.
"Untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat mode busana muslim dunia, kita perlu bersinergi," katanya dengan perwakilan Indonesia di luar negeri di Jakarta, Rabu (29/10/2014).
Mereka diminta mempromosikan penyelenggara pameran dagang fesyen Indonesia Fashion Week 2015 di Jakarta Convention Center pada 26 Februari-1 Maret 2015. Tujuannya untuk mengenalkan produk fesyen Indonesia ke luar negeri.
Pejabat itu mengatakan pangsa pasar busana muslim terbesar antara lain India, Pakistan,Turki, dan Timur Tengah. "Kita akan membuat distribution channel di Timur Tengah untuk mengenalkan produk fesyen Indonesia," katanya.
Sementara itu, pameran dagang di bidang fasyen IFW 2015 itu diselenggarakan oleh Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia yang bekerjasama dengan empat kementerian.
Founder Indonesia Islamic Fashion Consosrtium (IIFC) Gilarsi Setijono mengatakan Indonesia mempunyai kekuatan untuk menjadi pusat mode busana muslim dunia, karena Indonesia mempunyai skill individu yang besar, motivasi yang besar, pasar lokal yang tumbuh, dan ada pemahaman spiritual terhadap busana muslim.
Secara umum, nilai ekspor produk fesyen Indonesia pada periode Januari-Juli 2014 mencapai sekitar US$8,87 miliar, naik sekitar 17,30% dibandingkan dengan nilai ekspor periode yang sama pada 2013. Sementara tren pertumbuhan ekspor produk fesyen selama 2009-2013 mengalami pertumbuhan positif sebesar 10,59% per tahun
Ada lima negara utama tujuan ekspor produk fasyen Indonesia pada periode Januari-Juli 2014. Yaitu AS dengan nilai ekspor US$2,98 miliar, Jepang US$530 juta, Afrika Selatan US$526 juta, dan Jerman US$501 juta dan Uni Emirat Arab US$416 juta.