Bisnis.com, JAKARTA –Sebanyak 14 seniman perempuan asal Bandung dengan berbagai latar belakang kesenian memamerkan karya mereka dalam pameran bertajuk Apa Kabar Ibu?#2 yang berlangsung di Galeri Nasional Indonesia (GNI) sejak 17 hingga 28 November 2014.
Pameran yang berlangsung atas kerja sama Galeri Nasional Indonesia, Komunitas 4 Perempuan dan Himpunan Mahasiswa Seni Rupa Fakultas Pendidikan Seni dan Desain Universitas Pendidikan Indonesia ini merupakan kedua kalinya setelah sukses diselenggarakan di Bandung tiga tahun yang lalu.
“Ini eranya penghargaan untuk memberikan keleluasaan kepada para perempuan untuk terus eksis dan terus berprestasi dalam berbagai bidang,” ujar Kepala GNI Tubagus Andre saat membuka pameran, Senin (17/10/2014) malam. Dia menambahkan, pameran ini sekaligus menunjukkan bahwa setiap medium kesenian sebetulnya memiliki peluang untuk bersinergi dan menghasilkan karya yang inspiratif.
Pameran ini menampilkan karya yang mencerminkan biografi kesenian masing-masing seniman yang turut terlibat. Biografi tersebut tertuang dalam karya lukis (art craft and embossed), lukisan teknik bordir, sulam, batik, fashion, pertunjukan seni gerak, musik, teater, dan happening art.
Salah satu hal yang menarik dari pameran ini adalah beberapa karya yang dipamerkan bersifat interaktif. Pengunjung bisa ikut mencorat-coret dinding pada karya Herra Pahlasari, membaca buku pada karya Yvonne de Fretes, atau menaburkan tanah pada karya Marintan Sirait.
Semua karya tersebut merupakan hasil olah cipta 14 seniman perempuan kenamaan dalam bidangnya masing-masing. Mereka adalah musisi balada Ully Sigar Rusady, perupa Heyi Ma’mun, seniman teater Sugiyati Anirun, seniman tari Ine Arini, sastrawan Yvonne de Fretes, sineas Sammaria Simandjuntak, dan seniman rupa Tiarma Sirait, pelukis Moel Soenarko, seniman rupa Marintan Sirait, seniman batik Ken Atik Djatmiko, pelukis Anne Nurfarina, seniman rupa Herra Pahlasari, seniman rupa Yunis Kartika dan seniman rupa Atinna Nuraeni.
“Pameran ini dimaksudkan tidak sekedar pameran karya saja, tetapi menyoal pada semacam aktualisasi diri dan keinginan berbagi cerita tentang aktivitas kesenian dari para perempuan yang ditampilkan. Itulah sebabnya seniman perempuan yang tampil kini lebih beragam,” ujar kurator Anunsiata Srisabda.
Dia pun menambahkan karya-karya yang ditampilkan tidak sepenuhnya karya baru, tetapi lebih pada pilihan rekam jejak kesenian yang telah mereka lalui. Dia pun berharap pameran ini bisa memberikan inspirasi bagi masyarakat luas dan menjadi ajang bertukar pikiran dan pengalaman hidup dalam berkesenian. Selain itu juga menjadi sarana perbandingan pengalaman yang bisa mengembangkan kreativitas para seniman perempuan di masing-masing bidangnya.