Bisnis.com, BOGOR-- International Filmmaker Festival of World Cinema London mengumumkan film Indonesia berjudul I'M Star meraih 3 nominasi dalam kategori terbaik.
"Film tersebut memperoleh nominasi terbaik, Sutradara Terbaik untuk Damien Dematra, dan Skenario Terbaik untuk Damien Dematra. Film ini akan bersaing dengan film-film lainnya dari 5 benua untuk merebut posisi tertinggi," kata Damien dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Selasa (17/2/2015).
Roy Abbot dari World Cinema London yang mengirimkan email pada Damien menyatakan film I'M Star akan ditayangkan di festival bergengsi pada 22-27 Februari 2015.
Damien Dematra selaku sutradara diharapkan untuk memberikan workshop pada para sineas mancanegara dalam event yang akan diadakan di kompleks terkenal West Ham United tepatnya di West Ham Hotel & Conference Centre, London itu.
Dia menuturkan penayangan I'M Star di London ini merupakan penayangan perdananya di negeri Ratu Elizabeth.
IM Star sendiri mengangkat kisah perjuangan remaja-remaja ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) agar dapat diterima masyarakat.
Film tersebut, kata dia, mencampurbaurkan tawa, air mata dan ironi ini diangkat dari kisah nyata grup band I'M Star (Arya, Abhy, Shinta dan Ervitha) dan diperankan langsung oleh anak-anak penyandang autisme ini.
Sayangnya, lanjut Damien, kesempatan emas bagi para sineas Indonesia dan para pemain film I'M Star untuk tampil langsung di forum internasional dan mempromosikan Indonesia pada ratusan sineas mancanegara, yang akan hadir nanti, akan sulit terwujud karena keterbatasan dana.
"Padahal, peserta dari negara lain dapat hadir karena dukungan langsung dari pemerintah negaranya masing-masing. Dukungan bagi para sineas itu antara lain dengan pembiayaan tiket dan hotel," ujarnya.
Bagi pemerintah Indonesia, nampaknya kebijakan pendanaan untuk film sering diselewengkan oleh oknum dengan membiayai perjalanan para kroni pejabat seperti yang terjadi dalam kasus festival film Berlin.
Bahkan di negara Botswana di Afrika saja, sineas hanya membutuhkan 5-7 hari kerja untuk mengurus biaya perjalanan, di mana dana ditanggung pemerintah untuk hadir dalam festival manapun di dunia.
"Sungguh ironis. Semoga kehadiran Badan Ekonomi Kreatif di bawah pimpinan Triawan Munaf dapat mengangkat perfilman Indonesia ke tempat yang layak. Sungguh patut ditunggu."
I'M Star yang baru-baru ini diganjar Gold Award untuk kategori Feature Narrative dari California Film Awards, AS, sebelumnya telah meraih sederet prestasi.
Pada 2014 memperoleh Film Terbaik Grand Jury Award dari Colorado International Film Festival, Awards of Excellence dalam kategori film cerita panjang dan kategori pemeran wanita utama untuk Natasha Dematra, serta juga Awards of Merit dalam kategori penyutradaraan untuk Damien Dematra.
Tiga penghargaan terakhir ini diperoleh dari Accolade Global Film Competition, California, USA. Raihan Gold Award juga diterima Natasha Dematra dalam kategori pemeran wanita utama dan Silver Award dalam kategori penyutradaraan untuk Damien Dematra dari International Independent Film Awards (IIFA) Los Angeles, USA.
Pada 2013, I'M STAR meraih tiga penghargaan dari Indie Fest, USA, dalam kategori film cerita panjang terbaik, aktris terbaik (Natasha Dematra), dan penulis skenario terbaik (Damien Dematra).
"Di tanah air, I'M STAR terpilih sebagai salah satu film yang diputar dalam APEC Unthinkable Film Festival dan tayang bersama film-film lain dari negara-negara APEC," paparnya.