Bisnis.com, JAKARTA— Psikolog Katarina Ira Puspita mengatakan sebaiknya orangtua membatasi kebiasaan menonton televisi untuk anak, yakni 2 hingga 3 jam sehari.
Pembatasan dilakukan agar dampak negatif dari menonton televisi tidak banyak memengaruhi anak.
“Jika perilaku menonton televisi melebihi 2 sampai 3 jam sehari akan berbahaya bagi perkembangan anak, apalagi kondisi tayangan televisi saat ini yang lebih banyak tidak aman bagi perkembangan anak,” tuturnya Senin (23/2/2015).
Berikut dampak buruk dari terlalu banyak menonton televisi bagi perkembangan anak:
Interaksi Terbatas
Jika anak terlalu banyak menonton secara otomatis akan mengurangi hingga membatasi berinteraksi dengan anak sebayanya atau orang lain. Padahal, interaksi sosial bagi anak sangat penting salah satunya untuk melatih berkomunikasi.
Kegemukan
Ketika menonton biasanya anak akan lebih banyak diam tidak bergerak, ditambah dengan kebiasaan mengemil saat makan. Hal ini memperparah risiko kegemukan, karena tubuh mendapatkan asupan makanan tetapi tidak ada proses pembakaran lemak, sehingga lemak akan bertumpuk dan akhirnya anak mengalami kegemukan.
Gangguan Perkembangan Otak
Pengaruh buruk televisi akan sangat mengganggu terhadap perkembangan otak anak terutama anak usia 0-3 tahun. Terlalu banyak menonton televisi bagi anak di usia ini akan mengakibatkan perkembangan bicara anak terganggu, sulit mengekspresikan diri, meningkatkan perilaku agresivitas.
“Pengaruh buruk lainnya yaitu mengurangi konsentrasi belajar pada anak,” kata Katarina.
Dia menegaskan untuk itu, sebaiknya kebiasaan menonton untuk anak dibatasi tidak lebih dari 2 hingga 3 jam sehari. Selain dibatasi, pemilihan konten tayangan pun perlu dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memilah jenis tontonan yang baik untuk anak.
“Tidak lupa pendampingan orangtua saat anak sedang menonton televisi sangat penting dilakukan. Agar orangtua dapat menjelaskan hal-hal yang kurang dimengerti atau hal tidak baik dalam film yang ditayangkan televisi,” tambahnya.