Ilustrasi/Sheknows
Relationship

Kepuasan Hubungan Seksual Dongkrak Keharmonisan Rumah Tangga

Duwi Setiya Ariyanti
Rabu, 27 Mei 2015 - 21:16
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA-  Kepuasan saat melakukan hubungan seksual dengan pasangan bisa mendongkrak kualitas keharmonisan dalam berumah tangga. Hubungan seksual, tak hanya melibatkan kontribusi satu pihak yaitu laki-laki atau perempuannya saja. Kendati demikian, ereksi optimal bisa memulai semuanya.

Berdasarkan data dari survei Harris Interactive pada 2011 menunjukkan bahwa 8 dari 10 pria dan 7 dari 10 wanita di Indonesia meyakini ereksi optimal dengan kadar penis yang keras merupakan faktor penting demi mendapat pengalaman seksual yang menyenangkan.

Dokter Spesialis Andrologi Heru Oentoeng mengatakan gangguan terkait optimalisasi saat ereksi disebut disfungsi ereksi atau ketidakmampuan dalam mencapai maupun mempertahankan ereksi optimal. Masalah disfungsi ereksi (DE) terlihat dengan keras atau tidaknya penis saat ereksi. Bila hal ini terjadi, kepuasan tak bisa didapat pasangan saat berhubungan seks.

"Bila ereksi tidak optimal, maka kepuasan seksual tidak akan tercapai baik bagi pria maupun wanita. Hubungan seksual itu harus dinikmati kedua belah pihak," ujarnya dalam seminar Papa Keras, Mama Puas, Hidup Berkualitas! di Hotel Morissey, Jakarta, Rabu (27/5/2015).

Menurutnya, hubungan seksual dinikmati oleh kedua belah pihak. Oleh karena itu, suami maupun istri berhak meminta. Namun, DE memiliki kriteria tersendiri. Dengan demikian, istri tak boleh memberi penilaian terlalu cepat dan membuat pasangan menjadi stres.

Tekanan terhadap suami dengan pelabelan DE akan sangat membebani psikis laki-laki. Bila dalam kurun waktu paling tidak tiga bulan atau enam bulan ereksi tak optimal, barulah bisa dikatakan suami mengidap DE.

"DE ada kriterianya. Jangan cuma karena stres atau kecapekan langsung dibilang suami DE. Harus ada kejadian enam bulan terakhir. Beberapa ahli bilang tiga bulan," katanya.

Psikolog Seksual Zoya Amirin mengatakan faktor pelabelan dari istri sangat berpengaruh terhadap harga diri suami. Kegagalan memuaskan istri, tuturnya, akan mudah menurunkan harga diri suami.

Jika sekali saja suami merasa gagal memuaskan istri, suami, katanya, akan mencari berbagai cara seperti meminum obat-obatan. Kemudian, berusaha lagi agar bisa membuat istri merasa puas saat berhubungan.

Saat usaha telah dilakukan tapi istri memberi komentar negatif, hal itu akan semakin memperparah keadaan suami. Dengan demikian, diperlukan komunikasi asertif antara suami dan istri. Suami, kata Zoya, tak perlu merasa malu dan istri, harus bisa memberi dukungan kepada suami agar keromantisan bisa kembali terbangun.

"Tuntutan relatif tinggi. Orang biasanya langsung cari obat kuat karena harga diri langsung turun. Lebih parah lagi komentar perempuan. Makanya harus dibina komunikasi asertif biar bisa romantis lagi," katanya.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro