Bisnis.com, JAKARTA-- Kendati harus menahan lapar dan haus selama kurang lebih 12 jam, kebutuhan tubuh terhadap nutrisi harus terpenuhi. Asupan gizi yang cukup justru memperlancar ibadah puasa.
Dokter spesialis gizi klinik dari Departemen Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Sri Sukmaniah mengatakan, secara alami tubuh, akan lemas dan mengantuk di tiga hari pertama saat puasa.
Pada kondisi ini, tubuh mengalami penyesuaian terhadap perubahan waktu makan. Kendati demikian, disarankan agar tidak mengurangi aktivitas dan melawan respons tubuh yang menghalangi aktivitas Anda.
"Paling tidak, tiga hari pertama bawaannya ngantuk dan lemas. Jangan berhenti beraktivitas. Jangan ikuti tubuh kita," ujarnya di Jakarta, belum lama ini.
Lebih lanjut, sinyal negatif dari tubuh yang selalu lemas dan mengantuk ini menjadi tanda bahwa tubuh membutuhkan asupan cairan dan makanan yang cukup. Hidrasi dan kalori yang terpenuhi, katanya, menjadi kunci menunaikan puasa dalam keadaan sehat dan segar.
Dengan asupan nutrisi yang cukup, katanya, metabolisme tubuh menjadi lancar. Termasuk, kerja hormon yang mengeluarkan cadangan makanan akan lebih optimal. Alhasil, kondisi tubuh yang lemas tak akan dirasakan.
"Hormon yang mengeluarkan cadangan makanan seperti glukosa akan terstimulasi. Kadar gula darah juga terjaga. Itulah yang menjaga tubuh segar," katanya.
Air Putih
Menurutnya, saat sahur, upayakan tubuh mendapat asupan makanan bergizi seimbang. Sama halnya seperti saat berbuka. Disarankan agar tubuh diisi dengan dua gelas air putih, dan makanan 200 kalori terlebih dahulu. Gunanya untuk menggantikan kalori yang hilang saat seharian berpuasa.
Setelah itu, barulah menunaikan ibadah salat magrib dan kebutuhan nutrisi bisa kembali dibayar hingga menjelang waktu tidur. Sayangnya, saat berbuka puasa, masyarakat cenderung menghabiskan banyak makanan dan minuman manis dalam porsi berlebih. Alhasil, nutrisi yang masuk ke dalam tubuh tak seimbang dan membuat kinerja organ pencernaan terganggu.
"Saat buka, minum air putih sebagai pengganti hidrasi. Makanan pembuka yang lunak boleh tapi berkalori 200 kalori untuk mengganti gula darah yang turun," katanya.
Selain itu, kebutuhan tubuh terhadap air juga tak bisa ditawar lagi. Adapun, orang dewasa membutuhkan delapan gelas air atau setara dengan 2 liter, anak 1,6 liter dan orang lanjut usia sebanyak 1 liter sampai 1,5 liter.
"Kebutuhan tubuh orang dewasa 2 liter atau 8 gelas air. Tetap sama seperti tidak bulan puasa dan harus dipenuhi," ujarnya di Jakarta, belum lama ini.
Kesempatan sahur dan berbuka pun harus dimaksimalkan untuk memenuhi kebutuhan air dan nutrisi yang lain. Oleh karena itu, diperlukan pembagian waktu makan yang tepat agar tubuh tetap mendapat nutrisi seimbang.
"Kebutuhan yang delapan gelas itu harus digantikan biar bisa kerja dengan baik dan biar enggak lemas," katanya.
Dia menyarankan agar porsi air putih yang diminum di malam hari harus paling banyak. Hal ini karena, malam hari menyediakan jeda yang cukup panjang. Paling tidak, 75% kebutuhan air bisa terpenuhi. Barulah sisanya, tertutupi di saat sahur.
Health Marketing Director Danone Aqua Pradono Handojo mengatakan, panjangnya waktu yang tersedia setelah berbuka memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan tubuh terhadap air selama berpuasa.
Oleh karena itu, dianjurkan melakukan kombinasi 2-4-2 atau dua gelas saat berbuka, empat gelas sebelum tidur dan dua gelas saat sahur. Pasalnya, tak memungkinkan bila porsi minum saat sahur ditambah. Mengingat, terbatasnya waktu yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan nutrisi saat sahur.