Bisnis.com, DENPASAR-- Libur Hari Raya Galungan dan Idul Fitri yang bersamaan pada Juli 2015, membawa berkah bagi bisnis perhotelan di Bali.
Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, mengatakan, rata-rata peningkatan okupansi pada Juli 2015 mencapai 65% - 100% dengan rata-rata peningkatan sebesar 20%.
"Pantauan kami, tamu yang banyak datang ke Bali selain wisatawan China adalah wisatawan domestik pada momen high season dan long weekend ini," terangnya di Denpasar, Senin (20/7/2015).
Dia menjelaskan, untuk hotel berbintang peningkatan okupansi mencapai 80% - 85% dari sebelumnya yang hanya 60%. Sedangkan, untuk hotel non bintang seperti hotel kelas melati, peningkatan okupansi juga terjadi hingga mencapai 60% dari sebelumnya 40%.
"Menurut kami, peningkatan okupansi ini akan terjadi hingga Agustus 2015 mendatang dalam hitungan waktu 1,5 bulan sejak pertengahan Juli 2015. Peningkatan okupansi ini turut disumbang dari wisatawan domestik yang sedang menikmati liburan panjang, dan kunjungan wisman domestik yang mencapai 5% ke Bali dari biasanya.”
Ida Bagus Ngurah Wijaya, Ketua Bali Tourism Board mengutarakan, kenaikan okupansi hotel di Bali member angin segar ditengah perlambatan ekonomi lokal dan nasional.
"Sekarang ini musim liburan hingga September 2015 dan bersamaan juga dengan Idul Fitri. Kami perkirakan adanya long weekend ini, okupansi mencapai 90% sejak Juli 2015 sampai Agustus 2015," ujarnya saat dihubungi media.
Arbella Kusuma, Marketing Communication Manager Rama Hotels and Resorts yang membawahi 7 hotel di Bali menyatakan, peningkatan okupansi mencapai hingga 70%.
"Okupansi ini datang dari tamu domestik dan Australia. Peningkatan juga karena adanya long weekend dan beberapa promo yang kami tawarkan untuk mengisi libur Lebaran," ujarnya.
Dia mengharapkan, hal tersebut akan memberikan dampak positif karena sejak awal 2015 peningkatan tingkat hunian hotelnya masih berkisar 10% - 15% saja.