Relationship

Berikut Alasan-Alasan Orang Tua Jodohkan Anak

Ipak Ayu H Nurcaya
Senin, 22 Juni 2015 - 18:50
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Menikah berarti menyatukan dua kepribadian, dua kebudayaan hingga dua latar belakang yang berbeda untuk menjadi satu. Bahkan dalam pendapat satu kepercayaan, menikah adalah upaya menyempurnakan agama.

Memutuskan untuk menikah biasanya didasari dengan berbagai alasan kuat untuk menjalin bahtera kehidupan rumah tangga yang baru. Alasan-alasan kuat untuk memutuskan hingga akhirnya terjadi pernikahan bahkan tidak hanya bisa diambil dari satu individu atau satu pihak keluarga saja. Dalam hal ini dua keluarga besar akan terlibat dan membuat sebuah keputusan yang baik untuk calon pasangan.

Orang tua yang memiliki anak dalam usia matang tentu tidak akan membiarkan sang anak memilih jodoh yang sembarangan dalam arti tidak sesuai dengan keinginan orang tua. Lebih jauh bisanya dikenal dengan fenomena ‘Siti Nurbaya’ atau proses perjodohan yang modern ini banyak perilaku-perilaku menyimpang untuk menghindari hal tersebut.

Psikolog klinis yang biasa menjadi konsultan pernikahan, Pingkan Rumondor mengatakan definisi perjodohan atau arranged marriages adalah suatu pernikahan yang diatur oleh orang tua, atau kerabat dekat untuk sang pasangan, dan biasanya dilakukan pada wanita.

Kecenderungan yang menyebabkan orangtua mengatur jodoh anak bisa bervariasi dari segi budaya. Mengacu pada penelitian Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di beberapa desa di Kalimantan Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB), Banten mengenai pernikahan anak di bawah usia 19 tahun, ditemukan bahwa orangtua mengatur supaya anak menikah karena alasan ekonomi.

"Alasan ekonomi ini diharapkan agar nantinya anak tidak lagi jadi beban keluarga, bahkan dapat membantu ekonomi keluarga. Hal ini berbeda dengan penduduk kota besar seperti Jakarta, misalnya ingin menjaga hubungan baik dengan kerabat melalui perjodohan anak dan lain sebagainya," kata Pingkan.

Dari pengamatannya, Pingkan mengatakan beberapa orangtua juga mengatur perjodohan anaknya sebagai bagian dari budaya atau tradisi yang dianut keluarga. Misalnya dalam budaya batak, dikenal istilah pariban atau sepupu yang idealnya dinikahi.

Menolak untuk tidak mau dijodohkan adalah salah satu hal yang wajar, tetapi penolakan tersebut hendaknya diampaikan dengan sikap yang baik. Jika diungkapkan dengan agresif tentu dapat mengakibatkan konflik antara orangtua dan anak. Pada kasus ekstrem yang terjadi pada 2011, anak yang tidak mau dijodohkan oleh orangtuanya melakukan aksi bunuh diri.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro