Bisnis.com, JAKARTA— Sebuah penelitian memperlihatkan, anak-anak yang memiliki masalah kejiwaan kemungkinan akan mengalami kesulitan dalam hal kesehatan, hukum, keuangan, dan sosial saat dewasa.
Penelitian dilakukan terhadap lebih dari 1.000 anak usia sembilan hingga 16 tahun. Kemudian, ada tindak lanjut saat usia mereka menginjak 19-26 tahun untuk melihat kaitan masalah yang dialami saat anak-anak dengan kesulitan yang dihadapi di masa dewasa.
Dibandingkan dengan anak-anak yang tumbuh tanpa tantangan kesehatan mental, mereka yang didiagnosis dengan gangguan jiwa memiliki peluang enam kali lebih tinggi dari menghadapi kesulitan sebagai dewasa muda.
Anak-anak dengan masalah kesehatan mental yang tidak meningkat ke diagnosis klinis masih memiliki peluang tiga kali lebih tinggi mengalami kesulitan.
“Kedua temuan utama ini mengejutkan saya,” kata penulis utama studi William Copeland seperti dilansir Reuters, Selasa (21/7/2015).
Copeland adalah peneliti di Duke University Medical Center. Subjek penelitian tim nya adalah peserta Great Smokey Mountains Study, yang mewakili anak-anak di 11 kabupaten terutama di pedesaan North Carolina.
Gangguan kejiwaaan yang dimaksud termasuk kecemasan, depresi, perilaku menantang, gangguan pemberontak oposisi atau oppositional defiant disorder, gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif atau attention deficit or hyperactivity disorders, dan penyalahgunaan zat.
Penulis mengakui, masalah kesulitan kesehatan, hukum, keuangan, dan sosial pada dasarnya dapat menimpa orang dewasa, bahkan anak muda yang tidak memiliki riwayat masalah kesehatan mental.
Namun, sebagian besar dari orang yang memiliki kesulitan kesehatan, hukum, keuangan, dan sosial di masa desawa muda memiliki masalah kesehatan mental sebagai seorang anak.