Bisnis.com, JAKARTA - Pusat Kesehatan Haji (Puskeshaji) bersama Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Indonesian Hydration Working Group (IHWG) dengan meluncurkan Buku Pedoman Hidrasi Saat Haji dan Umroh.
Menteri Kesehatan Fidiansjah mengungkapkan buku ini ditujukan kepada para tenaga kesehatan dalam membina kesehatan jemaah haji agar terhindar dari dehidrasi akibat perbedaan suhu dan kelembaban yang sangat ekstrim dibandingkan di Tanah Air.
“Dehidrasi juga merupakan salah satu penyakit yang sering diderita para jemaah haji asal Indonesia yang dapat mempengaruhi kualitas Ibadah di Tanah Suci,” paparnya beberapa waktu lalu.
Dia mennyatakan menurut hasil survei yang dilakukan oleh tim penyusun buku terhadap 112 jemaah haji yang dirawat di BPHI (Balai Pengobatan Haji Indonesia) Mekkah dan Madinah selama Pra dan Pasca Armina pada 2014, menunjukkan jemaah yang mengalami dehidrasi sebanyak 50,9% secara kualitatif (berdasarkan warna urin) dan 19,5% secara kuantitatif (berat jenis urin/urine specific gravity).
Mengingat ekstrimnya perbedaan kondisi cuaca di Tanah Air dan Tanah Suci, lanjutnya, para jemaah haji dan umroh dianjurkan untuk selalu menjaga asupan air mereka.
“Saat beribadah di Arab Saudi, jemaah menghadapi perbedaan suhu udara dan kelembaban yang sangat ekstrim dibandingkan di Tanah Air. Salah satunya adalah kondisi panas dengan suhu yang cukup tinggi dan kelembaban yang rendah. Kondisi ini menyebabkan jemaah haji dan umroh mudah mengalami kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi,” tutupnya. []
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
