Adanya sadar wisata akan tercipta kondisi kondusif bagi wisatawan untuk berwisata. /Bisnis.com
Travel

Pelemahan Rupiah Belum Berdampak pada Parisiwata NTT

Newswire
Minggu, 30 Agustus 2015 - 14:50
Bagikan

Bisnis.com, KUPANG - Kepala Bank Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Timur, Naek Tigor Sinaga menilai dampak pelemahan rupiah belum merambah sektor-sektor andalan yang menjadi sumber penggerak perekonomian di daerah itu diantaranya pertanian, perikanan dan kelautan serta pariwisata.

"Bila dibanding dengan daerah lain, dampak pelemahan rupiah belum merambah sektor-sektor andalan yang menjadi sumber penggerak perekonomian di daerah itu diantaranya pertanian, perikanan dan kelautan serta pariwisata," katanya di Kupang, Minggu (30/8/2015).

Dia menyebut struktur ekonomi NTT masih berada pada sektor pertanian, perikanan dan kelautan dan pariwisawata yang mencapai 29,8 persen mendukung kecilnya nilai impor bahan baku.

Sedangkan sektor industri pengolahan hanya sebesar 1,23% dari total PDRB NTT yang pada semeter I/2015 mencapai Rp35,95 triliun dan atas harga konstan Rp27,31 triliun yang diukur berdasarkan produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp35,95 triliun dan atas harga konstan Rp27,31 triliun.

Mekipun demikian pelemahan nilai tukar rupiah belum berdampak pada sektor riil andalan pertumbuhan ekonomi di antaranya pariwisata. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Nusa Tenggara Timur terus melakukan langkah dan upaya yang fokus dan sistematis untuk mendorong sektor itu.

Kepala Dinas Parekraf NTT Marius Ardu Jelamu mengatakan salah satu upaya itu adalah menggelar bimbingan teknis penyuluhan pengembagan sadar wisata dan potensi masyarakat destinasi pariwisata dalam bentuk training of trainer (ToT).

"Bimbingan Teknis TOT ini bertujuan untuk memberikan penyuluhan pengembangan aksi sadar wisata dan potensi masyarakat sebagai destinasi Pariwisata yang diberikan kepada pelaku pariwisata, pejabat membidangi pariwisata, dan wartawan.

Selanjutnya peserta akan menjadi trainer yang akan melatih pelaku pariwisata di seluruh kabupaten dan kota di Nusa Tenggara Timur.

Ia mengatakan pembangunan kepariwisataan diarahkan untuk mewujudkan prinsip pembangunan inklusif sebagaimana amanah sila kelima Pancasila yakni mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Hal itu sejalan dengan amanah Undang-Undang (UU) Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan yang dalam pertimbangannya menyebutkan bahwa pembangunan kepariwisataan diperlukan untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta mampu menghadapi tantamgan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

Pemberdayaan masyarakat merupakan alat untuk memastikan pembangunan kepariwisataan memberikan manfaat bagi sekitar destinasi pariwisata, pembangunan kepariwisataan merupakan integrasi antara pembangunan sarana dan prasarana daya tarik serta manusia di destinasi pariwisata.

Ia menyebutkan adanya sadar wisata akan tercipta kondisi kondusif bagi wisatawan untuk berwisata, dalam konteks pemberdayaan masyarakat di destinasi pariwisata di lihat sebagai sarana untuk mendorong masyarakat berpartisipasi aktif membangun destinasi pariwisata yang berdaya saing (product development).

Penulis : Newswire
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro