Bisnis.com, JAKARTA - Artis Happy Salma kembali membuktikan keseriusannya menjadi penulis buku. Lewat buku terbarunya yang berjudul “The Warrior Daughter, A Creative Biography Desak Nyoman Suarti”, Happy menjelajah masa lalu salah seorang seniman perempuan Bali dan menuliskannya kembali.
Judul buku ini sendiri diambil dari nama pameran lukisan pertama Suarti di Grand Hyatt Hotel, Singapura. Pameran tersebut digagas oleh istri Perdana Menteri Singapura, Kwa Geok Choo kala itu yang tertarik pada kepekaan Suarti dalam mengekspresikan perasaan dan apa yang dipikirkannya sebagai gadis belia.
Pameran lukisan itu mendapat apresiasi yang sangat membahagiakan, sehingga 15 dari 25 lukisan Suarti laku terjual. Dengan uang hasil pameran tersebut, Suarti memilih menggunakannya untuk membeli tanah sehingga ibunya di Bali dapat menggarap sawah sendiri.
Happy cukup jeli menyaring cerita panjang kehidupan menjadi sajian sederhana yang sarat akan makna untuk diresapi pembaca. Kisah yang dia tuturkan bahkan melewati kurasi yang panjang dan data yang tepat, sehingga dia harus merampungkan buku ini selama empat tahun.
Meski hadir dalam 258 halaman, membacanya tak membutuhkan waktu yang panjang untuk menyimak kisah Suarti. Separuh halaman lebih dari buku tersebut digunakan untuk memamerkan hasil karya perhiasan perak yang dibuat oleh hasil tangan dingin Suarti.
Pada sampul bukunya, Happy memilih gambar perhiasan kepala Jamang Saraswati salah satu karya Suarti. Perhiasan kepala ini pernah dikenakan Dewi Saraswati yang dikenal dengan simbol ilmu pengetahuan sedangkan suaminya Dewa Brahma adalah simbol penciptaan. Keduanya bermakna sesuatu yang ingin dibuat harus didasari dengan ilmu.
Perhiasan kepala ini bagi Suarti sendiri adalah maha karya yang menurutnya pernah dibuat selama berprofesi sebagai desainer perhiasan perak. Hingga kesuksesan Suarti menembuh pasar dunia dalam menjualkan karya motif tradisional dalam perhiasan juga terangkum apik dalam buku ini.
Namun, yang paling mendalam tentang buku biografi ini sendiri yakni menceritakan perjalanan hidup seorang Suarti yang semasa mudanya telah mendobrak batasan sosial di Bali yang kala itu tidak mengizinkan perempuan untuk belajar melukis.
Tidak hanya di bidang melukis saja, dia berhasil mengantarkan kemampuan menarinya keliling dunia dan menjadi pembimbing bagi guru-guru tari di Singapura. Dalam memperkenalkan karya tari dan lukis yang dimilikinya ke daerah-daerah di Indonesia.
Dari sanalah Suarti mulai berkenalan dengan berbagai motif ragam hias warisan Nusantara dan kemudian diaplikasikannya pada media perhiasan perak.
Buku ini juga menghadirkan nilai-nilai yang ada di balik warisan tersebut. Warisan yang tak sepatutnya hanya dimaknai demi keuntungan ekonomi tapi juga menyangkut harga diri sebuah bangsa yang menjadi pewaris sah dari apa yang ditinggalkan oleh leluhurnya.
Perjuangan Suarti untuk melindungi pusaka leluhur itu bahkan sampai di pengadilan New York, Amerika Serikat. Suarti seorang yang keras kepala, menyanjung budaya dengan keterbukaan pengetahuan dan pengalamannya menyinggahi berbagai negara.
Terangkum dalam 5 bab yang diterbitkan dalam versi Bahasa Indonesia dan Inggris, buku ini sarat akan pengalaman, inspirasi, dan perjalanan panjang liku-liku kehidupan kreatif seorang Suarti yang dituliskan dengan perpaduan kemampuan Happy Salma dalam mengolah kata-kata.
Buku ini dapat menjadi salah satu referensi tentang betapa kayanya motif ragam hias nusantara. Juga kisah hidup Suarti sebagai sosok perempuan mandiri yang merupakan satu-satunya perempuan yang dapat menembus jaringan home shopping dunia ini semoga dapat menjadi inspirasi bagi banyak perempuan di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
