Bisnis.com, JAKARTA-- Tingginya angka kematian ibu melahirkan dan bayi menjadi salah satu penyebab gagalnya program Keluarga Berencana (KB) di dalam negeri.
Surya Chandra Surapaty, Kepala Badan Kependudukan, dan Keluarga Berencana (BKKBN), mengatakan rasio kematian ibu melahirkan di Indonesia saat ini mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup.
"MDGs [Millennium Development Goals] mengharuskan rasio kematian ibu melahirkan ditekan menjadi 112 per 100.000 kelahiran hidup. Saat ini rasio itu justru meningkat di Indonesia dari 228 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup," katanya di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (29/9/2015).
Surya menuturkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan BKKBN untuk bekerja lebih keras melaksanakan program KB. Pasalnya, Indonesia akan menghadapi peningkatan jumlah penduduk usia produktif.
Menurutnya, tingginya usia produktif tersebut harus dibarengi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia nasional. Dengan begitu, pemerintah dapat memanfaatkan tingginya jumlah penduduk dengan usia produktif tersebut sebagai salah satu nilai tawar.
"Kalau kemudian peningkatan jumlah penduduk dengan usia produktif tidak diikuti peningkatan kualitas, maka banyak masyarakat kita yang hanya menjadi kuli di negaranya sendiri," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Surya juga menyebutkan saat ini rasio jumlah anak yang ideal dalam satu keluarga di Indonesia sebanyak tiga anak. Jumlah itu akan terus ditekan hingga menjadi dua anak per keluarga.
Health
Gara-gara Dua Hal Ini Program KB Gagal
Penulis : Lili Sunardi
Editor : Nancy Junita