Bisnis.com, JAKARTA - Aan Mansyur banyak melakukan riset untuk puisi yang digarap khusus untuk film besutan Riri Riza Ada Apa Dengan Cinta 2. Proses pengerjaan puisi-puisi di AADC2 juga membutuhkan waktu cukup panjang.
"Saya menonton lagi AADC yang pertama berulang-ulang. Saya yang belum pernah ke New York, jadi banyak membaca buku tentang kota New York," katanya seperti dalam rilis.
Aan Mansyur mengamati bagaimana para pendatang yang tinggal di New York. Dia mengikuti sejumlah akun instagram orang-orang yang memotret kota New York agar dapat melihat warna warninya.
"Suasana semacam apa yang bisa dia rasakan ketika dia kangen tanah airnya atau orang-orang yang dia cintai di negaranya, tapi dia harus tinggal di New York," katanya.
Selama tiga bulan menulis puisi-puisi ini, Aan Mansyur seperti harus meletakkan kepalanya dan memasang kepala Rangga untuk melihat cara berpikir Rangga. Puisi-Puisi Rangga di film AADC 2 ini lahir dari cara berpikir Rangga dan juga persoalan yang dihadapi Rangga. Sebait puisi karyanya sudah dapat didengar di teaser trailer AADC 2 berdurasi 30 detik.
"Rangga begitu percaya dengan apa yang disebut sebagai kekuatan kata-kata dan kekuatan bahasa," katanya.
Sebelum menghadirkan puisi-puisi terbarunya di AADC 2, Aan Mansyur telah membuktikan kelihaiannya mengolah kata dan menjelajah bahasa lewat sejumlah karya. Buku-buku puisinya yang sudah diterbitkan, seperti Kukila (2012), Kepalaku: Kantor Paling Sibuk di Dunia(2014) dan Melihat Api Bekerja(2015). Dari buku-buku ini, Aan menuai pujian dan penghargaan atas kepiawaiannya bertutur dengan indah.
Lewat novel-novelnya seperti Perempuan, Rumah Kenangan(2007) dan Lelaki Terakhir Yang Menangis di Bumi(2015), Aan membuktikan kelihaiannya dalam bercerita.