Bisnis.com, SURABAYA— Jawa Timur perlu pamor sektor pariwisata di mata internasional guna menggaet lebih banyak pelancong dari negara-negara maju.
Ekonom Universitas Airlangga Rudi Purwono berpendapat untuk mencapai itu maka status Provinsi Jawa Timur harus lebih dari sekadar cukup baik dalam pelayanan transportasi dan SDM.
Wisatawan dari negara-negara mapan merupakan konsumen potensial bagi bisnis pariwisata di Jatim. Berbekal daya beli mereka yang tinggi sehingga berani menghabiskan lebih banyak uang di Indonesia.
“Mereka jadi spending money di sini, dan ini akan jadi pemasukan bagi pemerintah [khususnya pemerintah daerah],” katanya saat dihubungi Bisnis, di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (8/1/2015).
Sejauh ini belum banyak pelancong asal negara-negara maju seperti yang bermukim di kawasan Eropa tandang ke Jatim. Selama November tahun lalu ada tiga negara yang menyumbang kunjungan wisata paling banyak, yaitu Malaysia, Singapura, dan China.
Saat itu pelancong asal Malaysia mencapai 6.478 orang atau naik 76,75% terhadap Oktober 2015. Untuk Singapura ada 1.971 kunjungan (naik 27,66%), dan terbanyak ketiga dari China 1.723 orang (tumbuh 31,2%).
Badan Pusat Statistik Jawa Timur melansir secara total ada sepuluh negara utama yang paling sering melancong ke provinsi ini. Selain tiga negara tadi ada pula Taiwan, Jepang, Amerika Serikat, Australia, India, Thailand, dan Korea Selatan.
Peran sepuluh negara itu terhadap jumlah kunjungan pada November tahun lalu 66,5% setara 13.469 kunjungan. Adapun kontribusinya sejak awal tahun lalu sampai dengan bulan kesebelas sekitar 58,35% sama dengan 107.245 kunjungan, sedangkan secara total dari aneka negara ada 183.794 kunjungan.
“Karena harus berkompetisi, penyediaan sarana penunjang wisata di Jatim harus lebih dari kategori lumayan atau cukup baik, harus bisa sangat baik,” ucap Rudi.