Nyamuk Aedes aegypti menularkan virus Zika/News.com.au
Health

Perangi Virus Zika, AS Kembangkan Rekayasa Genetik Nyamuk

Nindya Aldila
Minggu, 31 Januari 2016 - 18:00
Bagikan

Kabar24.com, WASHINGTON -- Regulator Amerika Serikat tengah menaruh perhatian pada nyamuk rekayasa genetik untuk membasmi virus Zika, menyusul persebaran penyakit ini di AS.

"Saat ini Administrasi Makanan dan Obat (FDA) sudah berada di tahap akhir dalam peninjauan aplikasi yang diajukan oleh Interxon Corp untuk mengadakan uji coba lapangan di Florida Keys," kata Kepala Eksekutif Oxitec, Hadyn Parry.

Oxitec menguji rekayasa gentik pada nyamuk Aedes aegypti jantan yang menjadi biang penyebaran virus Zika, Demam Berdarah Dengue (DBD), Chikungunya, dan demam kuning. Rekayasa genetika yang dilakukan adalah membuat nyamuk ini akan mati lebih cepat di usia muda.

Virus ini telah menyebar secara luas di daerah selatan dan pusat Amerika.

"Sejauh ini tidak ada penularan yang terjadi di AS, tapi pertanyaannya adalah sampai kapan situasi ini bisa bertahan? Jika memang sudah menyebar maka sebaiknya kita bertindak cepat," kata Parry.

Mengembangkan vaksin akan memakan bertahun-tahun, terang World Health Organization (WHO).

WHO berencana untuk mengadakan pertemuan untuk membahas kecacatan saat kelahiran yang menyebabkan cacat otak dan kepala kecil yang abnormal atau microcephaly, sebagai peringatan darurat kesehatan masyarakat internasional pada 1 Februari di Jenewa.

Sebelumnya, WHO mengatakan bahwa penyakit ini bisa menginfeksi 4 juta orang di Amerika tahun ini. Penyakit ini menimbulkan gejala-gejala ringan pada kebanyakan orang, seperti demam, ruam, dan nyeri sendi.

Kontroversi

Rekayasa genetik pada hewan selalu menimbulkan kontroversi. Seorang analis dari organisasi lingkungan di Washington mengkhawatirkan rekayasa genetik ini akan merusak ekosistem. Ia berpendapat bahwa rekayasa ini tidak memecahkan masalah karena ada kemungkinan penyakit ini bisa dibawa oleh nyamuk jenis lain.

Di sisi lain, Hadyn Parry tidak sependapat, "Ini adalah gen pembatasan diri, nyamuk-nyamuk ini tidak bisa bereproduksi."

Hingga saat ini FDA belum bisa memberikan keputusan terkait penerapan rekayasa genetik ini karena masih harus menunggu hasil evaluasi regulator AS.

Penulis : Nindya Aldila
Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro