Komik. /Bisnis.com
Referensi

Perjalanan Komik Indonesia

Nurbaiti
Minggu, 1 Mei 2016 - 14:30
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Perjalanan komik di Indonesia sudah cukup panjang, yakni dimulai sejak sebelum Kemerdekaan Indonesia. Sekarang, komik berkembang dengan tampila digital.

  • Era 1930an.

Perjalanan Komik Indonesia Era 1930an. Pada awal kelahirannya, komik Indonesia lebih banyak hadir dalam bentuk strip yang dapat ditemukan di berbagai surat kabar, termasuk media Belanda seperti De Java Bode dan D’orient.

Karakter komik Indonesia yang pertama adalah Put On—seorang peranakan Tionghoa—yang merupakan karya Kho Wan Gie dan secara rutin terbit di surat kabar Sin Po. Selain itu, ada juga komik strip berjudul Mentjcari Poetri Hidjaoe karya Nasroen A.S. yang terbit di mingguan Ratu Timur di Solo.

  • Era 1940-50an

Sekitar akhir tahun 1940-an, banyak komik strip dari Amerika Serikat—seperti Tarzan, Rip Kirby, Phantom and Johnny Hazard—yang dibukukan oleh penerbit lokal (Gapura dan Keng po dari Jakarta dan Perfects dari Malang).

Di tengah membanjirnya komik-komik asing, Siaw Tik Kwei kemudian muncul dengan komik adapatasi dari legenda pahlawan Tiongkok ‘Sie Djin Koei’. Karyanya berhasil melampaui popularitas Ta rz a n di kalangan pembaca lokal.

Terinspirasi dari popularitas tokoh-tokoh komik asing, R.A. Kosasih—yang kemudian dikenal sebagai Bapak Komik Indonesia—juga membuat sendiri karakter super hero ala Indonesia, yakni Sri Asih yang diadaptasi dari karakter Wonder Woman.

Karya R.A. Kosasih ini juga menginspirasi lahirnya karakter pahlawan super yang diciptakan oleh komikus lainnya, seperti Siti Gahara, Puteri Bintang, dan Garuda Putih.

Pada awal tahun 1950-an, salah satu pionir komik bernama Abdulsalam juga menerbitkan komik strip heroik Kisah Pendudukan Jogja di harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, dan dibukukan oleh harian Pikiran Rakyat dari Bandung, dan menjadi komik pertama Indonesia.

  • Era 1960-70an

Era ini banyak diakui sebagai masa keemasan komik Indonesia. Banyak bermunculan komikus berbakat dengan karya melegenda, seperti Ganes TH ( Si Buta Dari Gua Hantu), Harya Suryaminata/Hasmi (Gundala Putra Petir), Jan Mintaraga (Indra Bayu, Ramayana), dan lainnya.

Pada era ini, wayang Sunda dan Jawa menjadi tema-tema prioritas dalam penerbitan komik. R.A. Kosasih adalah salah seorang komikus yang terkenal keberhasilannya membawa epik Mahabharata dari wayang ke dalam media buku komik.

Sementara itu, dari Sumatra juga ada pionir-pionir komikus seperti Taguan Hardjo, Djas, dan Zam Nuldyn, yang mengeksplorasi cerita rakyat Sumatra menjadi tema komik yang sangat digemari pada era 1960-an hingga 1970-an.

  • Era 1980-an.

Pada era ini, dunia komik Indonesia mulai muram akibat serbuan komik Jepang, Hong Kong dan Eropa, sehingga hanya sedikit karya komikus lokal yang diterbitkan. Pada era ini pula munculnya komik-komik punakawan Tatang S. ( Petruk, Gareng, Bagong) yang dipasarkan lewat pedagang mainan anak-anak keliling.

  • Era 1990-2000an

Pascareformasi yang memberikan kebebasan informasi dan kemerdekaan penerbitan, dunia komik Indonesia kembali menggeliat. Para komikus mulai mengeksplorasi gayanya masing-masing dengan mengacu kepada banyak karya luar negeri yang lebih mudah diakses melalui Internet.

Beberapa judul komik yang sebelumnya mengalami kesulitan untuk menembus pasar dalam negeri, juga mendapat tempat dengan maraknya penerbit komik bajakan. Selain itu, beberapa penerbit besar juga mulai aktif memberikan kesempatan kepada komikus muda untuk mengubah imaji komik Indonesia yang selama ini terkesan terlalu serius menjadi lebih segar dan muda.

Ada dua aliran utama yang mendominasi komik modern Indonesia, yaitu Amerika (lebih dikenal dengan comics) dan Jepang (dengan stereotip manga). Pada era ini juga bermunculan komik-komik independen dengan semangat melawan hegemoni komik-komik dari luar negeri.

  • Era 2000an-Sekarang

Komik Indonesia muncul dengan beragam gaya visual—mulai dari sketsa biasa, ekspresif, manga, kartun, hingga realisme—dan beraneka genre—seperti humor, detektif, horor, hingga adaptasi dari o lm layar lebar dan karya sastra. Kini, komik Indonesia juga sudah bertransformasi mengikuti perkembangan teknologi dengan semakin maraknya komik digital.

Penulis : Nurbaiti
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (1/5/2016)
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro