Bisnis.com, JAKARTA- Ketua Komite Medik Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (RSGM FKGUI), Harum Sasanti Yudoyono, menuturkan budaya dan kesadaran perawatan mulut dan gigi di Indonesia masih terhitung rendah.
Tidak hanya cara dan frekuensi menyikat gigi yang belum sesuai anjuran, tetapi penggunaan obat kumur yang masih sebagai gaya hidup.
"Saya melihat tren bahwa orang yang menggunakan mouthwash itu lebih karena gaya hidup bukan alasan kesehatan," tuturnya seperti dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.
Mouthwash digunakan hanya untuk mendapatkan nafas segar dan meningkatkan kepercayaan diri. Padahal, mouthwash berperan untuk menghambat pertumbuhan plak, membuat rongga mulut menjadi lebih bersih dan aroma lebih terjaga. Masih banyak yang belum mengetahui bahwa kondisi mulut yang tidak sehat dapat berakibat buruk bagi pasien dengan gangguan jantung, hipertensi, diabetes, bahkan juga bagi ibu hamil.
"Budaya dan kesadaran perawatan mulut dan gigi di Indonesia masih terhitung rendah. Cara dan frekuensi menyikat gigi saja belum benar dan sesuai anjuran, apalagi menggunakan mouthwash," imbuhnya.
Marketing Manager Listerine, Via Abano, mengatakan berdasarkan survei online Listerine pada Januari 2015, ditemukan bahwa 45% orang Indonesia merasa masih memilki plak dan tartar gigi meskipun telah menyikat gigi 2x sehari. Meski demikian, mereka belum menggunakan mouthwash.
"Menyikat gigi hanya membersihkan 25% dari keseluruhan rongga mulut. Masih diperlukan edukasi secara berkesinambungan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan mouthwash secara rutin untuk membersihkan rongga mulut yang tidak terjangkau hanya dengan sikat gigi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
