Bisnis.com, JAKARTA - GSK Consumer Healthcare melakukan penelitian terhadap masyarakat Indonesia tentang pemahaman demam berdarah.
Hasilnya, 97% dari 1.000 responden yang mengungkapkan tahu tentang demam berdarah. Namun, sebagian besar hanya memiliki pemahaman mengenai gejalanya saja, tetapi tidak mengetahui perawatan yang sesuai untuk anak-anak yang terkena DBD.
Hasil penelitian tersebut juga menemukann 1 dari 3 orangtua memberikan obat yang tidak tepat saat demam berdarah yang justru berpotensi meningkatkan resiko gangguan lambung dan terutama pendarahan.
Berdasarkan WHO, penanganan yang tepat untuk pasien demam berdarah dimulai dengan pemberian cairan yang cukup dan penanganan demam yang tepat. Parasetamol adalah obat yang direkomendasikan untuk mengurangi nyeri dan demam.
Minimnya pemahaman mengenai demam berdarah mendorong GSK Consumer Healthcare meluncurkan gerakan Bersama Melawan Demam Berdarah, dengan menggandeng Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan ibu-ibu PKK.
Kader PKK ini nantinya akan menyebarkan informasi tentang DBD, mulai dari deteksi gejala hingga penanganannya. Program ini berlangsung di tiga kota besar yakni, Surabaya, Yogayakarta, dan Jakarta dengan peserta 100 orang di tiap kotanya.
"Deteksi gejala dan penanganan yang tepat untuk pasien DBD sangat dibutuhkan untuk menekan angka kematian," tutur Perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) Jakarta, Mulya Rahma Karyanti.
"Misi utama program ini untuk membantu masyarakat berbuat lebih banyak, merasa lebih baik, dan hidup lebih lama," imbuh Medical Advisor GSK Consumer Healthcare Indonesia, Ferawati Lie.
