Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian dan penggiat busana muslim Tanah Air meyakini Indonesia mampu menjadi pusat mode hijab dunia pada 2020, kata Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM) Kemenperin Euis Saedah.
"Itu dicanangkan tiga tahun lalu, dan tinggal empat tahun menuju 2020. Sebenarnya kalau semua kekuatan itu kita hadirkan dalam satu tempat dan orang tanya kaya apa pasti mereka mengakui bahwa kita bisa menjadi kiblat busana muslim," kata Euis di Jakarta, Selasa (14/6/2016).
Untuk menuju ke sana, lanjut Euis, industri busana muslim di Indonesia selalu menggali inovasi untuk menciptakan tren busana muslim yang mengikuti perkembangan zaman.
"Model-model seperti kaftan sudah ditinggalkan. Lihat saja di pameran busana muslim yang digelar Ikatan Pengusaha Muslim Indonesia (Ipemi), semakin berkualitas dan trennya semakin maju, tidak itu-itu saja," ujar Euis. Akademisi, pengusaha, pemerintah, masyarakat dan media perlu berperan maksimal.
Kemenperin sendiri sedang mencari District Showcase Fashion Muslim atau pusat busana muslim yang dapat menunjukkan identitas mode muslim Indonesia.
"Distriknya harus memadai, keren, di situ ada beberapa contoh showcase dari produk mode muslim yang bisa dilihat negara lain dan juga ada sistem bisnisnya bagaimana, gambaran dari hulu ke hilir bagaimana. Ini yang sangat diperlukan," ungkap Euis.
Berdirinya Islamic Fashion Institute (IFI) di Bandung juga diyakini mampu mendukung target industri busana muslim nasional untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia.
Euis berharap, berbagai pihak mampu memaksimalkan perannya masing-masing, sehingga dengan berjalan bersamaan, negara berpenduduk muslim terbesar dunia ini betul-betul bisa menjadi pusat mode busana muslim.
Fashion