Pantai Kuta/Ilustrasi
Travel

Agen Perjalanan Wisata Ilegal Marak di Bali

Martin Sihombing
Selasa, 30 Agustus 2016 - 10:06
Bagikan

Bisnis.com, DENPASAR - Agen perjalanan wisata ilegal di Bali semakin marak sehingga merusak harga pasar paket wisata di Pulau Dewata ke depannya.

"Saya berharap Pemerintah Provinsi Bali dan instansi terkait segera bertindak untuk menertibkan travel ilegal tersebut, karena berdampak buruk bagi dunia pariwisata Bali," kata seorang pengeloa perjalanan wisata Tiongkok, Yohanes di Kuta, Bali, Selasa (29/8/2016).

Ia mengatakan kehadiran perjalanan wisata ilegal dari Tiongkok (China) kini marak di Bali. Mereka tidak mempunyai kantor atau izin di Bali dan kebanyakan beroperasi lewat online atau berjaringan.

"Kami travel-travel lokal yang resmi terganggu dengan keberadaan travel tanpa izin dari Tiongkok. Mereka merusak harga pasar dengan memasang harga paket wisata yang murah, sehingga wisatawan tersebut akhirnya lebih banyak bersama mereka," ujarnya.

Yohanes mencontohkan, paket wisata kapal pesiar ke Pulau Lembongan yang biasa dijual seharga 130 dolar AS per orang, oleh travel Tiongkok ilegal dijual seharga 80 dolar AS per orangnya. Dengan selisih hingga 50 dolar, banyak wisatawan asal Tiongkok yang kemudian memilih paket dari travel ilegal tersebut.

"Kondisi ini harus segera ditata, ditertibkan. Jumlah wisatawan Tiongkok yang datang ke Bali kini semakin banyak, jangan sampai kunjungan wisman tersebut tidak dinikmati travel lokal Bali, tapi lebih banyak dinikmati travel ilegal itu," ucapnya.

Sebelumnya, Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA), mendesak Pemerintah Provinsi Bali membentuk satuan tugas (Satgas) khusus untuk menertibkan pekerja asing asal Tiongkok.

"Mereka banyak datang dan praktek sebagai pemandu wisata ataupun travel ilegal di Bali. Karena dari data dan pemantauan kami, banyak yang mengaku wisatawan dari Tiongkok, namun kenyataannya selama di Bali mereka bekerja, seperti menjadi pemandu wisata dan menjual paket wisata secara online yang sangat murah," kata Komite China DPP ASITA Chandra Salim, Jumat (19/8).

Menurut dia, kalau terus dibiarkan, tanpa ada pengawasan terhadap orang asing yang selama ini menggunakan visa wisata atau berkedok jadi turis, maka akan bisa merusak citra pariwisata Bali ke depannya.

"Saya berharap semua komponen masyarakat harus melihat kenyataan ini, jika tidak ditertibkan para pekerja Tiongkok ilegal tersebut, maka akan menjadi ancaman di semua sektor, salah satunya sektor pariwisata," katanya.

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro