Ilustrasi/Redbookmag
Relationship

Hubungan Anda dan Pasangan Ternoda Perselingkuhan? Begini Cara Mengatasinya

Wike Dita Herlinda
Minggu, 25 September 2016 - 10:29
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Hati Ranti hancur. Ia melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana suaminya berselingkuh dengan rekan sekantor.

Ranti ingin saat itu juga mengakhiri ikatan pernikahan dengan suaminya. Namun, tak lama ia dihadapkan pada kebimbangan, "haruskah aku betul-betul mengakhir pernikahan kami atau aku bertahan dan melanjutkan biduk rumah tangga dengan orang yang aku cintai tapi...."

Siapa pun tentunya tidak ingin mendapati pasangannya melanggar janji setia. Pada umumnya, reaksi seketika saat mengetahui suami/istri yang selingkuh adalah rasa tidak percaya, marah, sedih, duka, sekaligus kehilangan.

Bagi pihak yang dikhianati, seringkali luka hati akibat perselingkuhan bersifat permanen. Tak jarang, dibutuhkan waktu hingga bertahun-tahun sebelum orang tersebut mampu memberikan maafnya, meskipun sang pasangan telah berusaha menunjukkan perubahan.

Banyak orang yang ujung-ujungnya memilih jalan perceraian sebagai solusi mengobati luka hati. Mereka berpendapat rumah tangganya tidak akan terasa sama setelah salah satu pihak berkhianat. Sebab, rasa percaya dan komitmen setia telah hancur.

Namun, tidak sedikit juga orang yang ingin tetap mempertahankan bahtera rumah tangganya meski telah dikhianati pasangan. Lantas, bagaimana caranya? Apa yang harus dilakukan untuk bisa mempertahankan keutuhan keluarga setelah terjadi perselingkuhan?

Psychotherapist Tammy Nelson menjelaskan ada tiga fase yang harus dilalui seseorang untuk memulihkan diri dari sakit hati akibat dikhianati pasangan. Fase tersebut adalah fase krisis, fase pemahaman, dan fase visi.

Dalam bukunya yang berjudul The New Monogamy: Redefining Your Relationship After Infidelity, Tammy menjabarkan fase krisis adalah periode awal yang terjadi tepat setelah seseorang mengetahui pasangannya berselingkuh.

“Pada fase ini, rasa shock karena dikhianati pasangan akan menggoyahkan rasa percaya diri seseorang. Dia akan merasa segala sesuatu yang dipercayainya selama ini runtuh dan tidak ada artinya,” paparnya, seperti dikutip dari buku yang terbit pada 2013 itu.

Tahapan ini paling sulit dihadapi. Namun, selama fase ini, pihak yang dikhianati harus tetap yakin bahwa dia akan mampu melalui cobaan tersebut. Dia harus percaya bahwa masa sulit akan berakhir dan dia bisa memasuki babak baru kehidupannya.

Selama fase ini, sebut Tammy, sebaiknya jangan gegabah membuat keputusan untuk mengakhiri hubungan. Lebih baik fokus pada diri sendiri dan keluarga, dan tahan dorongan untuk membuat keputusan besar untuk sementara waktu.

Ketika suasana panas mulai mereda, ambillah waktu untuk berkontemplasi. Pikirkan dan pertimbangkan masak-masak apakah ingin mempertahankan hubungan atau mengakhirinya dan memulai hubungan monogami baru.

“Biasanya, setelah mengetahui perselingkuhan, seseorang akan sulit membayangkan masa depan yang lebih baik. Sebab, orang yang dipercayanya ternyata adalah orang yang menyakitinya. Dia akan merasa seolah-olah kehilangan segalanya,” kata Tammy.

Pada saat itulah, dia akan berpikir bahwa hubungannya selama ini hanya memberikan rasa ketergantungan ketimbang kekuatan. Dia akan merasa sendiri dan kebingungan, serta berharap pasangannya adalah sosok yang sama seperti sebelum perselingkuhan terjadi.

Proses kesedihan tersebut adalah hal yang normal setelah kasus perselingkuhan. Pada proses ini, berbagai kondisi emosional akan tercampur aduk; mulai dari amarah, ketakutan, pengingkaran, hingga penerimaan kembali.

Untuk memutuskan apakah pernikahan tetap harus dilanjutkan setelah perselingkuhan, pastikan kedua belah pihak sama-sama menyesal atas perselingkuhan yang terjadi. Berikan ruang untuk memetakan kemungkinan memperbaiki hubungan rumah tangga.

BELAJAR MEMAHAMI

Setelah melalui fase krisis, orang yang dikhianati akan memasuki fase pemahaman. Pada tahapan ini, dia akan mulai belajar memahami bagaimana dan apa penyebab perselingkuhan tersebut.

Pada fase ini, biasanya orang tersebut mulai bisa mengendalikan amarahnya dan mulai menumbuhkan kembali empati terhadap pasangannya. Ini adalah momentum yang tepat untuk memutuskan apakah sebuah hubungan layak dipertahankan atau tidak.

“Memahami bagaimana pasangan bisa sampai selingkuh akan membantu Anda mengerti tentang duduk permasalahan dalam hubungan. Pahamilah di mana letak tanggung jawab Anda di dalam hubungan selama ini, sampai-sampai pasangan Anda berselingkuh.”

Tammy menegaskan fase ini bukan ditujukan untuk menyalahkan diri sendiri atas perselingkuhan yang dilakukan pasangan. Namun, ini adalah tahapan di mana seseorang harus memahami akar permasalahan sebenarnya dalam hubungan rumah tangganya.

Jika seseorang bisa menemukan jawaban dari inti permasalahan dalam hubungannya, dia akan terbebas dari rasa frustrasi. Dia juga akan menjadi lebih siap membuat keputusan final terkait masa depan hubungannya.

Apabila kedua belah pihak sepakat untuk mempertahankan dan memperbaiki hubungan, sebaiknya mulailah babak baru dengan membagi tanggungjawab yang merata. Jangan menumpukan kesalahan semata-mata kepada pihak yang berselingkuh.

Jika fase pemahaman berhasil dilalui, tahapan terakhir yang harus dijalani adalah fase visi. Ini adalah periode yang tepat untuk membuang jauh-jauh masa lalu yang pahit dan memulihkan diri demi masa depan hubungan yang lebih baik.

Mulailah lembar baru hubungan dengan belajar dari kesalahan masa lalu. Pada tahap ini, seseorang akan belajar mengenai seperti apa hubungan monogami yang sehat dan bagaimana berbagi tanggung jawab. Dia juga akan mampu memaafkan kesalahan pasangannya.

Editor : Saeno
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro