Bisnis.com, JAKARTA-Seorang kawan, sebut saja Irfan, sedang kebingungan. Setelah tiga tahun berpacaran, wartawan di salah satu media nasional ini akhirnya memutuskan untuk melamar kekasihnya. Kabar tersebut tentu saja membuatnya gembira. Namun, dia justru dipusingkan dengan biaya resepsi pernikahan yang rencananya akan digelar pertengahan tahun ini.
Menikah tentu menjadi impian hampir semua orang. Kendati demikian, menikah adalah keputusan besar yang juga membutuhkan biaya besar untuk mewujudkannya. Tidak sedikit pasangan yang menemui jalan buntu karena terkendala ongkos ke pelaminan.
Ahmad Gozali, Perencana keuangan dari Zelts Consulting, menuturkan bayangan besarnya biaya resepsi memang sering bikin ciut mereka yang sudah siap menikah. Padahal biaya resepsi masih bisa dinegosiasikan. “Justru yang prioritas adalah biaya hidup sesudah menikah,” ujarnya.
Mempersiapkan biaya menikah tentu menjadi hal mendasar bagi mereka yang ingin menuju jenjang tersebut. Persiapan bisa dimulai dengan menghitung biaya apa saja yang harus dikeluarkan untuk menggelar resepsi. Lantas apa saja komponen biaya yang penting diperhatikan?
Gozali menuturkan komponen pertama yang perlu diperhitungkan adalah biaya konsumsi. Ini adalah pos paling besar dalam resepsi pernikahan yang porsinya bisa mencapai 50% dari total anggaran. Kalau sudah bisa menghitung biaya ini, maka anda bisa memperkirakan total biayanya dengan mudah.
Untuk resepsi yang diadakan di rumah misalnya, diperkirakan biaya untuk konsumsi sebesar Rp25juta, maka total biayanya berkisar Rp50 juta. “Tapi ini hanya angka perkiraan saja karena pada kenyataannya sangat tergantung dari daerah, kultur, dan jumlah undangannya,” jelasnya.
Jika diadakan di gedung, menghitungnya bisa jauh lebih mudah. Biaya konsumsi adalah harga katering per porsi dikali 85% x 2 x jumlah undangan. Angka 85% adalah tingkat kehadiran undangan. Adapun dikali 2 karena biasanya undangan datang berpasangan. Dengan demikian, untuk memperkirakan total biaya bisa dikalikan lagi dengan angka 2.
Selain biaya resepsi, biaya besar lainnya dan tidak terduga adalah untuk pengadaan seragam keluarga. Menurut Gozali, biaya ini sering membengkak karena perasaan tidak enak. “Yang awalnya direncanakan hanya keluarga inti yang pakai seragam, bisa jadi 10 orang ditambah keluarga besar. Bahkan bisa menjadi puluhan setel seragam karena kalau satu sepupu dihitung,” ujarnya.
Selain biaya seragam, untuk perempuan terkadang masih harus ditambah lagi biaya make-up per kepala. Jika ditotal, komponen biaya ini akan sangat besar.
Biaya lain yang biasanya tidak terlalu besar, tetapi justru yang paling utama adalah mahar. Khusus untuk biaya mahar, sebaiknya berasal dari kantong sang calon suami sendiri karena mahar ini adalah pemberian khusus untuk menghalalkan sang pujaan hati. Sebaiknya ditanyakan dulu kepada calon istri apa maunya.
Secara umum, biaya resepsi bisa dibagi menjadi tiga bagian. Biaya yang pasti ada, biaya pilihan, dan biaya yang bisa dinihilkan. Biaya yang pasti ada adalah untuk konsumsi, dekorasi & pelaminan, mahar, dan administrasi Kantor Urusan Agama (KUA). Biaya pilihan seperti sewa gedung, fotografi, sewa alat hiburan, transportasi dan akomodasi. Sedangkan biaya yang ketiga kadang dibayar tunai, tetapi kadang juga bisa dinihilkan atau digratiskan karena menggunakan jasa teman atau saudara seperti MC, khutbah nikah dan hiburan.
Pada dasarnya, Gozali menuturkan tujuan mengadakan resepsi pernikahan adalah sebagai sarana untuk memperkenalkan para pengantin dan sebagai wujud syukur atas terselenggaranya pernikahan.
“Selama niat ini dijaga, insya allah biaya akan menjadi mudah karena menikah adalah salah satu sebab dibukanya pintu rezeki,” pungkasnya.