Bisnis.com, JAKARTA - Meski telah ditinggal dua pendirinya, yaitu almarhum Didi Petet dan Sena A. Utoyo, kelompok pantomim Sena Didi Mime Jakarta tetap eksis menyuguhkan karya kepada masyarakat. Setelah dua tahun melakukan persiapan, teater pantomim bertajuk Mati Berdiri siap dipentaskan dalam gelaran Helateater Komunita Salihara pada 11 Maret 2017.
Sena Didi Mime tergolong kelompok pantomim yang sudah sangat tua. Terhitung sejak 1987, kelompok yang digagas oleh lulusan Institusi Kesenian Jakarta (Didi Petet dan Sena A Utoyo) ini aktif menunjukkan kreativitasnya bahkan di kancah internasional. Ciri khas yang tak pernah hilang dari sekian banyak pertunjukannya adalah pantomim yang kompleks dan kolosal.
Grup ini pertama kali mementaskan pantomim berjudul Becak di tahun 1987 yang didukung oleh seratus pantomim dengan durasi pentas dua jam tanpa jeda. Selam 30 tahun berkarya, kelompok ini melakukan regenarasi dan keram memperoleh undangan untuk mengikuti festival pantomim internasional. Terakhir mereka meraih penghargaan The Craziest Production Award dari Academy of Perfoming Arts di Slowakia pada 2016.
Pertunjuka kali ini, Yayu A.W. Unru menjadi sutradara sekaligus penanggung jawab proses kreatif di Sena Didi Mime. Dalam gladi resik yang digelar hari ini, Yayu mengungkapkan jika konsep pertunjukannya kali ini tak jauh dari biasanya dengan merangkai adegan demi adegan situasi komedi yang minim kata dengan prinsip pantomim. “Mungkin tidak ada satupun yang menangkap makna yang disampaikan dalam pertunjukan ini, tapi saya yakin penonton menyukainya dan memang dikemas dalam bentuk komedi agar lebih lucu dan menghibur,” katanya, Jumat (10/3).