Bisnis.com, JAKARTA - Jakarta City Philharmonic kembali digelar tahun ini untuk kali ketiga. Gelaran kali ini juga melibatkan pemain musik dari proses audisi terbuka.
Maret lalu, Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta bersama Dewan Komisaris telah melakukan audisi pemain untuk menjadi bagian dari Jakarta City Philharmonic 2017.
Audisi tersebut diadakan di dua kota, yaitu Jakarta dan Yogyakarta, dan sebanyak 49 musisi mengikuti audisi tersebut.
Audisi dilakukan secara buta atau blind audition, di mana para juri berada di sisi lain dari layar pemisah sehingga tak bisa melihat peserta.
Proses audisi di dua kota ini diharapkan bisa mengakomodasi dan mendeteksi bakat-bakat para pemain musik klasik saat ini. Dengan pemain hasil audisi ini, diharapkan bisa membawa semangat JCP sebagai orkes yang berbasis pada publik.
Ketua Komite Musik DKJ sekaligus Dewan Kimisaris JCP Anto Hoed mengatakan, jika ajang ini merupakan upaya memberdayakan seluruh pemain musik di Indonesia untuk meningkatkan kemampuan bermusik setinggi tingginya dan menjadi perhatian dunia.
"Tentunya kita semua sadar, hal ini memerlukan waktu tidak sebentar," katanya.
Dalam konferensi pers yang digelar sebelum pertunjukan, Ketua Komite Musik DKJ, Anto Hoed mengatakan, JCP lahir lantaran masih minimnya pemain orkestra di Indonesia.
Bahkan, dalam beberapa proyek musik film yang digarapnya, Anto mengaku kesulitan menemukan banyak pemain berbakat.
"Untuk pemain musik tertentu, kita masih banyak kekurangan. Sebenarnya banyak yang bisa, mereka hanya berlatih terus menerus tanpa ada show yang disediakan, sehingga JCP ini bisa menjadi solusi untik itu," katanya.
Salah satu peserta lolos audosi, Arum Kusuma Dewi dalam kesempatan yang sama mengungkapkan jika dirinya adalah peserta dari Yogyakarta.
Arum sangat mengapresiasi audisi terbuka yang dilakukan oleh JCP.
"Audisi terbuka seperti ini masih jarang, apalagi di Yogyakarta.”