Bisnis.com, JAKARTA - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mempromosikan perfilman Indonesia dalam ajang penghargaan paling bergengsi dan terkenal untuk film, Cannes Film Festival ke-70 yang berlangsung pada 17 – 22 Mei 2017 di kota Cannes, Prancis.
“Partisipasi Indonesia tahun ini di Cannes Film Festival untuk Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) baru pertama kalinya kita terlibat mendukung. Mungkin ini bukan partisipasi terbesar, paling minim membawa bintang,” ujar Wakil Kepala Bekraf Ricky Joseph Pesik dalam siaran pers.
Meskipun tahun ini Indonesia minim membawa bintang, menurut Ricky ini untuk pertama kalinya Indonesia agresif melakukan pemasaran. Bekraf memiliki kepentingan untuk tidak hanya mempromosikan film.
Cannes Film Market akan dimulai pada 17-22 Mei nanti yang dikhususkan untuk area business to business (b2b) dimana para pelaku industri film saling bertemu.
Bekraf akan membawa enam aspek utk dipromosikan yaitu : Investment, Location, Film Project, Intellectual Property (IP), Film, dan Festival. Selain itu Bekraf bekerjasama dengan BKPM mempromosikan peluang investasi. “Kita berharap para peminat yg tertarik bisa mendapat kemudahan setelah DNI dicabut,” kata Ricky.
Bekraf menyewa paviliun seluas 50 meter persegi yang berlokasi di Village International Pantiero 224, sebagai country booth dimana pengunjung dapat melihat program-program perfilman Indonesia. Paviliun ini juga berfungsi sebagai tempat berkumpulnya para sineas Indonesia yang hadir pada Cannes Film Festival dan bertemu profesional lain yang potensial.
Didukung oleh pemda ke 5 kota, yaitu Banyuwangi, Jogja, Siak, Bandung, Bojonegoro yang telah dicanangkan memiliki komisi film, Bekraf juga berharap bahwa para pembuat film kelas dunia tertarik untuk menjadikan Indonesia sebagai tempat pengambilan gambar mereka.
Selain mempromosikan perfilman Indonesia, paviliun Indonesian Cinema juga akan menyajikan kopi Indonesia oleh Common Grounds Coffee adanya penyajian kopi ini diharapkan semakin menarik minat pengunjung Cannes Film Market untuk mengunjungi paviliun Indonesian Cinema.
“Kehadiran Indonesia penting untuk menunjukkan apa yang sudah kita capai dan apa saja yang mau direncanakan, disana kita juga menyediakan diskusi panel bersama 2 media internasional,” ujar pegiat film Lalu Rois Amri yang juga mewakili Badan Perfilman Indonesia (BPI).