Penenun menunjukan kayu yang digunakan sebagai bahan pewarna benang dalam Festival Tenun Ikat di kota Waikabubak, Sumba Barat NTT, Sabtu (8/7). Festival Tenun Ikat yang menampilkan 150 penenun tersebut dalam rangka memperkenalkan potensi tenun ikat di daerah itu sekaligus memeriahkan parade 1001 Kuda Sandelwood di Sumba Barat. ANTARA FOTO/Kornelis Kaha
Fashion

Keunikan Tenun Ikat Sumba

Newswire
Rabu, 12 Juli 2017 - 17:30
Bagikan

Proses Panjang

Proses panjang menenun pada masa lalu diawali dengan memilih kapas yang dipintal menjadi benang, kemudian diikat untuk membentuk gambar dan dilanjutkan dengan pencelupan warna sesuai rancangan yang telah dipilih baru terakhir ditenun.

Berdasar pepahamnya, tenun Sumba adalah rajutan hari-hari orang Sumba yang dilukiskan melalui tenun dan merupakan doa pujian yang harus didaraskan setiap hari.

"Ketika memakai kain atau sarung Sumba, kita merenungi makna kehidupan," kata Angela.

Mengenakan sarung pun sebenarnya merupakan cara untuk menjaga martabat diri dengan memakainya secara patut.

Angela menerawang, terkenang akan kakeknya, Yosep Nudu yang selalu marah ketika melihat orang membetulkan sarung yang dipakainya di depan umum, seperti yang saat ini lazim dilakukan banyak orang.

"Membenahi sarung di muka umum menurut kakek Nudu sama dengan memperbaiki rok dalam (tidak patut dilakukan di depan orang banyak)," katanya.

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro