Bisnis.com, JAKARTA -- Selain foto-foto pasca kemerdekaan, ada satu benda menarik yang dipamerkan di pameran foto bertajuk Tapestri Kemerdekaan di Galeri Foto Jurnalistik Antara, Jakarta, hingga 23 September mendatang yakni copy surat Presiden Soekarno untuk Jenderal Besar Soedirman.
Surat tersebut dibuat oleh Soekarno menggunakan tulisan tangan. Isi surat tersebut menunjukkan nada permintaan maaf Soekarno kepada sang jenderal yang ditulisnya dengan bahasa yang halus. Dalam pameran ini, replikanya dicetak menggunakan medium plat.
Seperti diketahui Sukarno dan Sudirman dikenal memiliki hubungan yang akrab. Namun keduanya sempat berselisih paham karena kedua sosok tersebut mempunyai pandangan berbeda dalam menyikapi agresi militer Belanda kala itu.
Sejarawan Rushdy Hoesein seperti dikutip dari komunitashistoria.com, menuliskan pada 28 Desember 1949 pagi hari dengan diantar oleh Let.Kol Soeharto, Presiden Soekarno menuju Lapangan Terbang Maguwo -- sekarang Adi Sutjipto.
Dua pesawat Garuda telah dipersiapkan untuk membawa Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) Ir. Soekarno bersama keluarga yang akan menuju Jakarta. Tetapi satu hari sebelumnya, pada 27 Desember 1949, Bung Karno tidak lupa menulis surat pribadi bagi Panglima Besar Jenderal Soedirman.
Dikutip dari rosodaras.wordpress.com, berikut petikan isi surat tersebut:
Y.M. Panglima Besar
Adinda Soedirman,
Assalamu’alaikum w.w.
Dinda,
Jika ditakdirkan Tuhan, saya besok pagi dengan keluarga pindah ke Jakarta. Sebenarnya, saya tadinya bermaksud pamitan kepada Dinda secara direct ini hari, tapi sekonyong-konyong datanglah hal-hal yang penting yang harus saya selesaikan sebelum meninggalkan Yogya, sehingga terpaksalah saya pamitan kepada Dinda dengan surat ini saja, –dengan hati yang berat.
Dinda,
Dinda tahu perasaan Kanda terhadap Dinda. Ibaratnya, hatiku ini adalah kitab yang terbuka di hadapan Dinda. Politik pun Kanda satu buku yang terbuka bagi Dinda.
RIS yang kita capai sekarang ini, bukanlah tujuan kita yang terakhir. RIS kita pakai sebagai alat untuk meneruskan usaha perjuangan kita. Dalam usaha di perjuangan yang masih di hadapan kita itu, Kanda masih membutuhkan tenaga atau fikiran Dinda. Karena itu Kanda mengharap supaya Dinda tetap memberi bantuan itu kepada Kanda.
Banyak kekhilafan Kanda sebagai manusia, –juga terhadap Dinda. Karena itu, pada saat saya akan meninggalkan Yogya ini, saya minta supaya Dinda suka memaafkan segala kekhilafan atau kesalahan Kanda, maafkanlah dengan ikhlas!
Kanda doakan kepada Tuhan, moga-moga Dinda segera sembuh. Dan mohonkanlah juga, supaya Kanda di dalam jabatan baru ini, selalu dipimpin dan diberi kekuatan oleh Tuhan. Manusia tak berkuasa suatu apa, hanya Dia-lah yang menentukan segalanya.
Sampaikan juga salam ta’zim isteriku kepada Zus Dirman. Iteriku pun minta diberi banyak maaf, dan doa kehadirat Tuhan.
Sekian saudaraku!
Merdeka!
Soekarno
27/12/’49