Bisnis.com, JAKARTA - Pada 2016, pemerintah mulai serius menggarap wisata halal dengan menetapkan tiga provinsi sebagai destinasi wisata halal yaitu Nusa Tenggara Barat, Aceh, dan Sumatera Barat.
Daerah lainnya menyusul mengembangkan diri membuat program atau destinasi wisata halal. Mulai dari aspek kuliner, travel, hotel, restoran, fesyen, hingga bandara. Indonesia dinilai punya kekuatan dalam membuat program wisata halal karena berpengalaman dalam penyediaan tempat ibadah salat di area publik dan perkembangan hotel syariah.
Berikut beberapa program, destinasi, ataupun penginapan yang berkonsep syariah itu, seperti dilansir dari Tempo.co, Minggu (14/1/2018):
1. Kampung Wisata Halal
Pengembangan Kampung Wisata Halal, di lingkungan Karang Jangkong, Kecamatan Cakranegara, Mataram, dicanangkan pada Rabu (10/1). Destinasi ini menjadi Kampung Wisata Halal pertama di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Lingkungan Karang Jangkong atau Kangkong Halal Tourism Town ini digagas Ida Wahyuni Sahabudin bersama kelompok sadar wisata Lingkungan Kangkong. Kampung Wisata Halal Kangkong sekaligus menjadi tujuan wisata religi baru di Mataram selain Masjid Hubbul Wathan Islamic Center.
Ida mengatakan Kampung Wisata Halal menawarkan berbagai paket wisata halal yang dapat dinikmati wisatawan lokal maupun mancanegara. "Beberapa program yang dilaksanakan, antara lain pusat kuliner tradisional halal, pondok wisata halal, rumah pintar, dan wisata religi,” ujarnya.
Untuk pusat kuliner tradisional halal, di Kangkong tidak diperbolehkan menjual minuman keras baik tradisional maupun pabrikan. Begitu juga dengan makanan serta jajaran tradisional, diproduksi dengan standar halal yang telah ditetapkan.
Program pondok wisata halal adalah berupa penginapan di rumah warga dengan mengikuti standar halal. Aturan yang ditetapkan itu, antara lain para tamu tidak boleh menggunakan celana pendek dan diharuskan menggunakan sarung.
"Pondok halal dilengkapi juga dengan arah kiblat dan alat salat," katanya. Program lainnya yaitu gerakan magrib mengaji.
2. Aceh
Aceh menyabet tiga penghargaan dalam Kompetisi Pariwisata Halal Tingkat Nasional 2016, yakni kategori Airport Ramah Wisatawan Muslim Terbaik (Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda), Destinasi Budaya Ramah Wisatawan Muslim Terbaik, serta Daya Tarik Wisata Terbaik.
Kuliner Aceh juga menjadi juara World's Best Halal Cultural Destination 2016.
3. Sofyan Hotel Betawi
Salah satu hotel syariah di Jakarta adalah Sofyan Hotel Betawi yang terletak di kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Direktur Utama PT Jakarta Tourisindo (Jaktour) Geraard Jeffrey Zacharias Rantung mengatakan hotel syariah adalah penginapan yang memiliki prinsip Islami, dari desain hotel, posisi kamar, hingga ruang makan.
Selain itu, lanjutnya, sisi manajemen dan peraturan hotelnya juga akan berbasis syariah.
4. Padang
Kota Padang terus berbenah menyajikan wisata halal bagi para pelancong. Wali Kota Padang Mahyeldi mengatakan salah satu penyokong wisata halal adalah kehadiran restoran halal sebagai tujuan kuliner dan hotel sebagai tempat penginapan.
Dia sudah memiliki daftar 48 rumah makan yang layak dan halal bagi wisatawan.
Sementara itu, untuk hotel, Mahyeldi telah mengimbau pengelola mendukung wisata halal tersebut. Rumah makan itu diseleksi selama setahun untuk menentukan kelayakan dan kehalalan sebagai penyedia jasa wisata kuliner.
Pemerintah setempat juga telah menyeleksi setiap investor yang akan membangun hotel dan penginapan di Padang. Pemerintah juga menjalin kerja sama dengan pengusaha dan investor dari Arab Saudi dan Qatar untuk mengembangkan beberapa obyek wisata halal.
5. Hotel di NTB
Novotel Lombok Resort and Villas di kawasan wisata Mandalika, Lombok Tengah, NTB, menyulap beberapa kamarnya sehingga berstatus "halal". Kamar itu dilengkapi petunjuk arah kiblat, perlengkapan salat, dan Al Quran.
Sejak 2016, banyak hotel di Lombok dan Sumbawa berbenah menyambut geliat bisnis wisata halal. Hotel Grand Madani di Kota Mataram misalnya, sudah menerapkan konsep hotel syariah sejak beroperasi pada Juni 2016.
Di hotel ini, suara azan bergema di setiap lantai ketika waktu salat tiba dan disediakan ada perlengkapan salat dan Quran di setiap kamar. Semua pegawai perempuan hotel berbintang tiga itu berjilbab.
Pasangan bukan muhrim juga jangan harap bisa menginap sekamar. Tanpa ada buku nikah, mereka akan diminta menyewa dua kamar.
Agar kental suasana syariah, nama-nama ruangan utama di Hotel Grand Madani ditulis dalam bahasa Arab dan Inggris. Sebut saja Firdaus Restaurant, Al Malik Room, Jannat Room, dan Safa Marwa Ballroom serta kolam renang Telaga Kautsar.
"Kamar kami mengikuti ukuran kamar Rasulullah, yaitu 21 meter persegi," kata anggota staf hotel, Saiful.