Bisnis.com, JAKARTA - Tak bisa dipungkiri tak ada orang yang tak menyukai game atau permainan apapun bentuknya. Hal inilah yang membuat e-Sports terus berkembang dari masa ke masa. Secara nilai ekonomi, pertumbuhannya bahkan sangat mengesankan.
Esports adalah olahraga masa depan yang menyediakan berbagai kesempatan dan lapangan kerja. Olahraga ini bahkan sama seperti sepak bola atau bola basket, setiap tim memiliki pelatih, manajer, analis, fisioterapis, bahkan psikiater tim.
Potensi industrinya yang luas bahkan sudah membuat beberapa pelaku industri lain seperti otomotif dan minuman berenergi untuk ikut dalam dunia olahraga baru yang sangat menjanjikan ini.
Wakil Ketua Indonesia e-Sports Association (IeSPA) William Tjahyadi mengakui pertumbuhan esports sangat pesat dalam beberapa tahun ke belakang. Jika dibandingkan dengan era William masih menjadi pemain pada awal 2000-an, saat ini industri esports sudah benar-benar berbeda.
"Zaman dulu itu mungkin kejuaraan di Jakarta itu mungkin hadiahnya hanay Rp2-3 juta, sementara kalau sekarang hadiahnya kan bisa sampai Rp1 miliar, atau kalau pernah lihat kan sekarang hadiahnya ada yang sudah bisa sampai Rp7 miliar. Penyelenggarannya juga dulu paling besar mungkin hanya di Mall Taman Anggrek, kalau sekarang kan banyak ada di ICE ada di JCC jadi jelas memang berbeda," jelasnya.
IeSPA sendiri adalah lembaga yang secara khusus menjadi organisasi induk setiap cabang olahraga esports yang ada di Indonesia. Sama halnya dengan PSSI untuk sepak bola, IeSPA adalah organisasi induk yang mengurusi setiap cabang permainan esports.
"Di bawah kami ada banyak cabang olahraga yang kita urus se-Indonesia. Sama seperti PSSI dan PBSI, kami juga bertindak sebagai regulator untuk kegiatan e-Sports yang diadakan di Indonesia," tuturnya.
Organisasi ini sendiri baru dibentuk pada 3 tahun lalu. Ketika itu, tujuan besar mereka adalah mengupayakan esports agar bisa masuk ke dalam salah satu cabang olahraga yang diperlombakan dalam olimpiade.
Untuk itu, IeSPA langsung berkoordinasi dengan berbagai lembaga keolahragaan yang ada di Indonesia. "Kamipun, IeSPA juga ada organisasi induknya secara internasional, seperti FIFA untuk sepak bola, namanya IeSF (International e-Sports Federation), ada sekitar 130 negara yang tergabung di sana. Semua cita-citanya sama, bagaimana caranya e-Sports dilihat sebagai olahraga yang sesungguhnya. Salah satunya dengan bisa diikutkan dalam olimpiade."
Agar bisa diakui sebagai olahraga resmi yang dilibatkan di olimpiade, William melanjutkan, esports harus lebih dulu diperkenalkan sebagai ajang eksibisi dalam turnamen olahraga internasional. Salah satu ajang olahraga yang akan menjadi sarana uji coba esports adalah Asian Games 2018 yang akan diselenggarakan di Indonesia.
Keterlibatan esports dalam Asian Games nanti adalah pembukaan bagi keterlibatan mereka secara lebih luas pada ajang olahrag akbar lainnya, yakni Asian Games 2022 dan Olimpiade 2024. Keduanya dilaksanakan di China.
"Sudah dipastikan akan ada 10 cabang perlombaan e-Sports yang akan diperlombakan di Olimpiade 2024, semua sudah ada medalinya," tegasnya.
Sementara untuk tampil dalam ajang Asian Games 2018 nanti, William mengatakan IeSPA belum memutuskan cabang esports mana yang akan ditampilkan sebagai olahraga eksibisi. Begitu pula para peserta dan perwakilan dari Indonesia nanti, sama-sama belum ditentukan.
"Sementara ini kami masih menggodok terus game apa yang akan ditampilkan saat eksibisi nanti. Masih belum bisa dipastikan kapan kami bisa memastikan hal tersebut, karena dalam penentuannya kan kami perlu berkoordinasi dengan banyak pihak."
Selain telah menjadi sebuah ajang olahraga resmi yang diperlombakan di kejuaraan olahrga berskala internasional, esports juga telah menghadirkan ekosistem industri yang menjanjikan. Dikatakan oleh William, esports telah membuat para pelaku industri yang tak ada hubungannya dengan barang elektronik atau video game untuk menanamkan investasi.
"Contohnya minuman berenergi seperti Red Bull atau Monster Energy. Selain itu ada juga produsen mobil yang ikut. Mobil mewah seperti Mercedes Benz dan Audi mereka mensponsori tim. Tim olahraga lain di Eropa juga sudah punya tim e-Sportsnya sendiri, misalnya di perancis itu klub sepak bola PSG dan A.S. Roma sudah punya tim FIFA dan tim CS-Go sendiri," jelasnya
Oleh karena itu, William mengatakan bahwa esports adalah olahraga masa depan yang memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Dia bahkan menyebut olahraga jenis baru ini sebagai the future of sports.
"Esports adalah dunia baru yang sangat potensial di masa depan, yang bisa menghasilkan lapangan pekerjaan yang luas sekali. Kalau misalnya seorang pemain tidak terlalu berbakat untuk jadi pemain hebat, banyak peluang lain yang tersedia untuknya: dia bisa jadi komentator, analis, pelatih, atau bahkan MC. Industrinya benar-benar luas!" tegasnya.