Bisnis.com, JAKARTA - Galeri Indonesia Kaya bersama Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih dan Citra Kirana mempersembahkan pementasan teater yang diangkat dari cerita rakyat Jawa Barat, yaitu Lutung Kasarung.
Lakon ini bercerita tentang kisah seekor monyet bernama Lutung Kasarung yang selalu menghibur Purbasari dalam menghadapi cobaan hidupnya.
Selama kurang lebih 60 menit, Auditorium Galeri Indonesia Kaya diramaikan dengan suara tawa dari para penikmat seni yang terhibur dengan gaya komedi khas sunda yang menjadi ciri khas dari Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih.
Dalam pementasan ini, aktris cantik Citra Kirana mendapatkan kesempatan untuk berperan sebagai Purbasari, seorang putri dari raja tua yang bernama Prabu Tapa Agung.
“Kolaborasi ini, merupakan salah satu upaya untuk mengenalkan dan melestarikan cerita-cerita rakyat di Indonesia. Sebagai salah satu artis muda Indonesia berbakat yang mulai masuk ke dunia teater, nama Citra Kirana juga sudah tidak asing terdengar. Kepiawaiannya dalam berakting kini ia tampilkan dalam lakon Lutung Kasarung di Auditorium Galeri Indonesia Kaya. Kami harap, Citra Kirana dapat menjadi sosok yang menginspirasi bagi pelaku seni muda lainnya untuk berpartisipasi dalam membesarkan panggung teater Indonesia,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation dalam siaran persnya.
“Berkesempatan untuk memerankan tokoh Purbasari dalam lakon Lutung Kasarung ini merupakan pengalaman yang baru dan menyenangkan. Apalagi dapat bermain bersama kelompok sandiwara Miss Tjitjih yang sudah sangat digemari oleh para pecinta seni teater. Memang lain rasanya berakting di layar kaca dengan di atas panggung, namun ini menjadi suatu pembelajaran yang dapat saya terapkan ketika saya berakting di layar kaca,” ujar Citra Kirana yang berperan sebagai Purbasari dalam lakon Lutung Kasarung.
Mengawali karir akting di layar kaca dalam sebuah FTV dan sinetron. Sejak tahun 2017, aktris berkebangsaan Indonesia yang memiliki darah Sunda-Belanda ini mulai merambah panggung teater.
“Saya berterima kasih kepada Galeri Indonesia Kaya, Miss Tjitjih yang telah memberikan kesempatan ini dan juga para penikmat seni yang telah meluangkan waktunya untuk menyaksikan pementasan sore hari ini. Semoga pementasan ini dapat menjadi sajian yang menghibur akhir pekan anda,” tambah Citra Kirana.
Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih adalah Sandiwara Sunda dengan nama seorang Diva Sandiwara Sunda pada tahun 1928 asal Sumedang, yaitu Miss Tjitjih. Pada tahun 1926 seorang gadis cantik bernama Nyi Tjitjih yang biasa bermain sandiwara berbahasa Sunda ditemukan oleh Aboebakar Bafaqih, seorang Arab-Indonesia kelahiran Bangil (Jawa Timur) pemilik Sandiwara Keliling atau Komedie Stamboel 1891-1903) yang sedang mengadakan pertunjukan keliling di Jawa Barat.
Di daerah Sumedang Bafaqih menemukan Nyi Tjitjih (usia 18 tahun pada waktu itu) yang sedang bermain dengan Tonil Sunda. Bafaqih langsung tertarik mengajaknya masuk ke dalam perkumpulan sandiwara bentukannya, Opera Valencia. Ajakan Bafaqih tersebut disambut baik Nyi Tjitjih. Mulai saat itu Nyi Tjitjih menjadi bagian dari Opera Valencia.