Fashion

IFI dan Salihara Gelar Pertunjukan Teater Aktor Prancis Jim Adhi Limas

Dika Irawan
Sabtu, 11 Agustus 2018 - 11:48
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Institut Prancis di Indonesia (Institut Francaise d'Indonésie/IFI) bekerja sama dengan Salihara menggelar ceramah dan pertunjukan teater bersama aktor Prancis Jim Adhi Limas pada 11-12 Agustus di Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Jim Adhi Limas adalah pendiri Studiklub Teater Bandung (STB) pada 1958. Sejak pertama pentas, kelompok tersebut mendapat apresiasi dari masyarakat terutama penikmat seni.

Selama kurang lebih sembilan tahun, STB telah mementaskan sedikitnya 29 lakon. Peran Jim menarik perhatian Pierre Labrousse, ilmuwan Prancis yang menawarkannya beasiswa Centre Regional Des Oeuvres Universitaires Prancis.

Pada 1967, dia berangkat ke Prancis untuk belajar seni peran di Comedie Francaise Conservatoire dan Unierversitaire Internationale du Theatre de Paris. Jim belajar teater dan akhirnya menjadi aktor yang menetap dan menjadi warga negara Prancis demi memudahkan pekerjaannya sebagai aktor yang sering tampil di luar negeri.

Di dunia teater, dia pernah bermain sebagai Slima, pemeran utama dalam naskah "Slimane ou l’homme-cailloun" karya Jean Pelegri, orang Prancis asal Afrika Utara. Di dunia perfilman, Jim pernah membintangi antara lain film "Diva" (1981), "Bitter Moon" (1992) dan "Un amour de sorciere" (1997).

“Ada kerinduan pada Indonesia dan teman-teman saya yang ternyata sudah banyak yang telah tiada. Saya juga ingin membukakan kembali cerita tentang STB yang sebetulnya masih ada hingga sekarang," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (11/8/2018).

Dalam pentas dan ceramah di Galeri Salihara pada 11 Agustus 2018, Jim akan mengangkat kisah seputar awal pertumbuhan teater kontemporer di Indonesia dan berdirinya STB sebagai tonggak penting pertumbuhan teater kontemporer di Indonesia.

Pada 12 Agustus 2018, Jim bersama Joind Bayunanda dan Wawan Sofwan akan mementaskan sketsa-sketsa pendek dari penulis Prancis Roland Dubillard (1923-2011) yang dia terjemahkan sendiri. Karya yang akan dibawakan oleh dua suara tersebut berisi tentang percakapan sehari-hari yang bersifat absurd.

Dubillard sekadar mengutip dan melaporkan percakapan orang-orang biasa dalam urusan keseharian yang absurd. Dia menangkap dan menyampaikan pesan bahwa manusia pada dasarnya membuang dan menghabiskan waktu untuk yang bukan-bukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Annisa Margrit
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro