Anak obesitas/Istimewa
Health

Begini Cara Cegah Anak Obesitas

Dewi Andriani
Senin, 13 Agustus 2018 - 09:45
Bagikan

Anak-anak yang gemuk memang terlihat lucu dan menggemaskan. Namun, jika terus dibiarkan bukan tidak mungkin berat badannya akan semakin berlebih sehingga bisa menyebabkan obesitas.

Kelebihan berat badan atau obesitas pada anak tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisiknya saja, anak-anak tersebut juga rentan mendapatkan ejekan dan bully-an dari teman-temannya, baik pada masa anak-anak maupun remaja. Kondisi ini pada akhirnya dapat menurunkan rasa percaya diri anak.

Psikolog anak dan dewasa dari Rumah Sakit Royal Progress Nadia Rachman mengatakan bahwa anak dan remaja yang memiliki berat badan berlebih, berisiko dua kali lipat mengalami masalah kesehatan fisik, mental, dan ketidakmampuan belajar.

Hal ini menurutnya sesuai dengan studi yang dilakukan para peneliti UCLA yang menemukan bahwa anak obesitas berisiko mengalami masalah mental hingga 1,3 kali lebih besar daripada anak-anak dengan berat badan normal.

Para peneliti mengkaji data dari National Survey of Children’s Health tahun 2007 yang melibatkan 43.300 anak berusia 10 hingga 17 tahun. Sekitar 15% dari jumlah tersebut dianggap mengalami kelebihan berat badan dan 16% mengalami obesitas.

Menurutnya, beberapa gangguan sosial yang rentan dialami anak obesitas antara lain merasa rendah diri karena kerap dibully oleh teman-temannya. Anak obesitas juga memiliki kecemasan dan sering merasa minder bahkan hingga depresi.

“Persoalan sosial tersebut akan semakin kompleks jika dialami oleh anak perempuan yang mulai beranjak dewasa. Biasanya mereka akan merasa minder dan kurang percaya diri sehingga segan bergaul dan merasa terasing. Ini bisa mempengaruhi kemampuannya dalam belajar,” tuturnya.

Untuk mengatasi permasalah emosi anak-anak dengan berat badan berlebih, orang tua memiliki peranan yang sangat penting. Orang tua harus lebih mendekatkan diri pada anak karena pola asuh orang tua akan sangat mempengaruhi kondisi fisik dan mentalnya.

Orang tua juga harus dapat menjadi sahabat bagi buah hatinya tersebut. Beri perhatian dan kasih sayang yang tulus untuk merubah persepsi negatif yang ada pada diri anak menjadi energy positif..

Di samping itu, orang tua pun perlu memberi kesempatan anak mengembangkan kemampuannya sesuai minat dan bakat. Dengan demikian, anak akan fokus pada kemampuan yang dimilikinya.

“Mengikutsertakan anak pada kegiatan yang menarik dan sesuai minatnya dapat melatih rasa percaya dirinya juga.”

Hal lain yang perlu diperhatikan orang tua ialah mengenai pola makan anak. Seringkali anak obesitas memilih makanan yang mengandung banyak glukosa dan sulit mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang.

Oleh karena itu, butuh kreatifitas orang tua mengkreasikan makanan-makanan sehat dalam berbagai bentuk sehingga anak senang untuk mengkonsumsinya. “Kalau sayur hanya diberi dalam bentuk sayur biasa, anak mungkin akan sulit makan. Maka orang tua harus dapat mengkreasikannya dengan membuat menu yang menarik,” ujarnya.

 

Aktif Bergerak

Sementara itu, dokter spesialis kesehatan dan olahraga Rika Haryono mengatakan selain pola makan, orang tua juga dapat mengajak anak berolahraga secara teratur. Olahraga tersebut dapat dilakukan dengan riang gembira.

Prinsipnya anak harus bergerak. Dapat dilakukan melalui berbagai permainan yang melatih fisiknya. Anak obesitas, sambungnya, biasanya lebih senang menonton televisi atau bermain gawai sehingga malas bergerak.

Orang tua harus dapat mengajaknya bergerak dan berolahraga dengan melakukan berbagai bentuk permainan yang membuatnya senang. Dengan berolahraga bersama orang tua, selain dapat menyehatkan fisik juga emosinya karena anak akan merasa dekat dan diperhatikan orang tua.

“Pokoknya orang tua harus dapat sekreatif mungkin dalam mengatur pola makan dan olahraga yang menarik untuk anak. Bisa berenang, bersepeda, atau berlari dilakukan bersama orangtua sambil bermain yang penting membuat mereka senang dan bergerak,” tuturnya.

Namun, sambungnya, ketika diajak bermain dan olahraga, orang tua juga harus melakukan pengawasan. Jangan sampai berlebihan karena anak obesitas memiliki keterbatasan jika berlebihan dikhawatirkan dapat menimbulkan cedera.

Dokter anak Lucie Permana Sari mengatakan peran orang tua dalam membentuk anak menjadi obesitas memang cukup besar. Berdasarkan penelitian, anak memiliki potensi 80% terkena obesitas jika kedua orang tua mengalami obesitas. Sebab, sebagai kertas putih anak akan mengikuti perilaku orang tua yang didapatkan dari pola asuh, pola makan, dan aktivitas fisik.

“Salah satu penyebab anak obesitas karena pola asuh orang tua. Jika orang tua obesitas dan mengonsumsi berbagai jenis makanan manis dan junk food maka anak akan terbawa karena itu yang diajarkan oleh orang tua,” ujarnya.

Maka, sambungnya, orang tua harus dapat mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat sehingga anak juga akan mengikuti gaya hidup dan pola makan dari orang tua.

Penulis : Dewi Andriani
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro