Bisnis.com, DENPASAR – Bali Internasional Film Festival 2018 akan menayangkan lebih dari 100 film pendek, feature film, dan film dokumenter dari 30 negara dan memberi fokus kepada sejarah industri perfilman Indonesia.
Festival Founder Bali International Film Festival Deborah Gabinetti mengatakan gelaran yang lebih dikenal dengan Balinale ini akan dibuka dengan film Indonesia "Sultan Agung", yang disutradarai Hanung Bramantyo dan diproduksi oleh Wakil Ketua II Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Mooryati Soedibyo.
Sementara itu, film penutupnya adalah "Shoplifters" yang disutradarai Hirozaku Kore-eda dari Jepang dan menjadi film peraih Palme d'Or dalam Cannes Film Festival 2018.
Sebagai pre-event untuk Balinale, BalinaleX Industry Forum kembali digelar dan diselenggarakan di Ayodya Resort Bali, Nusa Dua, Bali pada Minggu (23/9/2018). Adapun Balinale bakal digelar pada 24-30 September 2018.
BalinaleX Industry Forum pertama kali diadakan pada 2017 dengan tujuan mempertemukan tiga pemangku keputusan utama dalam bidang perfilman, yakni pemerintah, industri kreatif, dan komersil. Acara ini memungkinkan pakar industri untuk berbagi wawasan dan berdiskusi mengenai tantangan dan peluang komersil dalam industri film, baik lokal maupun internasional.
“Tahun ini, BalinaleX kembali dengan kumpulan pakar industri perfilman seperti Hanung Bramantyo dengan karyanya mengenai pahlawan Indonesia Sultan Agung dan Shalahuddin Siregar dengan filmnya "Lima", yang menyoroti nilai-nilai dasar Pancasila. Ada juga aktris Indonesia Cinta Laura yang akan menyediakan perspektifnya mengenai menyeberang ke arena film internasional,” paparnya, Selasa (28/8).
Untuk menjelaskan aspek bisnis dari industri, beberapa produser diundang seperti Ody Mulia Hidayat dan Chand Parwes Servia dari Indonesia serta produser Taiwan dan Direktur Taipei Film Festival Jeane Huang. Hadir pula produser Broadway Jhett Tolentino yang telah memenangkan penghargaan Tony Award untuk karyanya.
BalinaleX juga akan menghadirkan CEO dari Global Film Solutions dan mantan kepala Film New Zealand Julian Grimmond untuk memaparkan peran Indonesia sebagai lokasi film yang menarik dan layak untuk produksi internasional.
Selain itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Ahmad Yani dari Lembaga Sensor Film, dan Maman Wijaya sebagai Kepala Pusat Pengembangan Perfilman di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) diundang untuk membahas regulasi lingkungan di Indonesia saat ini.
“Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asean Lim Jock Hoi juga akan berdiskusi mengenai dampak film dalam level regional,” terang Gabinetti.