Bisnis.com, JAKARTA - Pernahkah Anda merasa air di botol kemasan rasanya berbeda setelah dibiarkan semalaman? Ternyata ini bukan berarti kondisi airnya memburuk.
Air tidak mengandung gula dan protein, oleh karena itu mikroba tidak dapat tumbuh di dalam dan menyebabkan pembusukan.
Air menyerap CO2, mengubahnya menjadi asam karbonat, namun, hanya sekitar 0,13 persen. Proton hilang dalam proses ini, lalu terbentuklah bikarbonat dan karbonat.
Hal ini menyebabkan penurunan pH air, mengubahnya menjadi sedikit asam dan mengubah rasanya. Namun, sekali lagi, hal ini tidak berarti kondisi air menjadi buruk.
H2O tidak menjadi buruk dengan sendirinya, namun ada faktor-faktor yang mempengaruhi kualitasnya, terutama jika dibiarkan di tempat terbuka tanpa ditutup.
Air yang dibiarkan tanpa ditutup lebih dari sehari, maka ganggang dapat tumbuh dan menjadi lokasi bagi larva nyamuk, yang dapat membuat orang jatuh sakit.
Selain itu, debu yang mengumpul di sekitar rumah juga bisa menimbulkan masalah dan menyebabkan penyakit.
Yodium, klorin, penyaringan dan perebusan dapat menghilangkan partikel dan membuat air bersih sehingga bisa dikonsumsi lagi.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika (CDC) menganggap air tertutup yang dikemas dalam botol plastik paling aman untuk diminum, asalkan disimpan dengan benar dan jauh dari sinar matahari karena botol plastik melepaskan hormon yang disebut bisphenol A (BPA) ketika dipanaskan.
Botol plastik juga dapat ditembus oleh pestisida dan bensin, karenanya harus disimpan jauh dari zat-zat tersebut, demikian seperti dilansir Medical Daily.