Presiden Joko Widodo (tengah) memimpin rapat terbatas (ratas) di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020)./ ANTARA - Hafidz Mubarak A
Health

Ini Dua Menteri yang 'Digosipin' Netizen Karena Virus Corona

Gloria Fransisca Katharina Lawi
Jumat, 7 Februari 2020 - 13:58
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Beberapa nama menteri Kabinet Kerja jilid dua menjadi perbincangan hangat di media sosial terkait virus corona. Virus asal Wuhan, China menjadi pusat perhatian di dunia kesehatan.

Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2), Rustika Herlambang memerinci perbincangan masif seputar corona menunjukkan bahwa virus tersebut menjadi isu yang cukup besar di berbagai kalangan masyarakat di Indonesia.

"Kekhawatiran dan harapan pada pemerintah menjadi salah satu isu terbesar di kalangan warganet di kedua platform tersebut," kata Rustika saat dihubungi Bisnis.com, Jumat (7/2/2020).

Dia menilai, masifnya isu virus corona di Indonesia juga dipicu oleh berbagai pemberitaan di media daring, yang jumlahnya mencapai 53 ribu pemberitaan sejak 2 Januari hingga 5 Februari 2020. Adapun Presiden Jokowi, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, serta Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjadi influencer terbesar isu virus corona di Indonesia.

Rustika memerinci media mainstream juga membingkai isu virus corona yang cukup berdampak dalam perekonomian di Indonesia hingga tingkat paling bawah. Dia menemukan bahwa sejumlah pasar-pasar tradisional cukup waspada terhadap virus tersebut. Imbasnya, pedagang tidak lagi menjual ular dan kelelawar atau binatang yang dianggap akan menularkan virus corona.

"Demikian juga dengan pada harga bawang putih yang melonjak karena tidak adanya pasokan bawang dari China. Demikian juga dengan nilai tukar uang yang fluktuatif menyusul berbagai perkembangan virus corona di Indonesia," jelas Rustika.

Dari sisi persebaran isu, virus corona menyuarakan isu yang dibicarakan di berbagai wilayah di Indonesia. Hal ini mengartikan, isu ini merupakan isu yang dianggap sangat dekat dan menjadi perhatian masyarakat Indonesia.

 Rustika menyebutkan ada dua hal yang perlu mendapatkan perhatian segenap pemangku kepentingan.

Pertama, kesimpangsiuran informasi yang seringkali memicu hoax, tentang Corona cukup masif di Indonesia. Sementara pada sisi lain, masyarakat kurang banyak melakukan check and recheck terhadap isu. Akibatnya, acapkali hoax diterima sebagai kebenaran.

"Situasi tersebut terlihat di dalam percakapan di media social twitter dan facebook dalam riset ini," jelasnya.

Sebagai contoh, hoax adanya status pasien virus corona di beberapa wilayah di Indonesia cukup banyak diberitakan. Misalnya; bayi asal China diberitakan kena virus corona di Manado, unggahan istri Opick yang mengaitkan antara buku Iqra’ dengan Corona, Corona masuk Kutai Kartanegara, minum cairan pemutih sembuhkan Corona.

Kedua, masyarakat melalui media maupun dari percakapan warganet di Facebook dan Twitter, menagih keseriusan pemerintah dalam menangani virus asal China. Hal ini menandakan masyarakat butuh harapan kejernihan informasi atas perkembangan virus corona.

"Isu hoax tentang corona banyak terjadi di berbagai negara. Diantaranya Malaysia, India, Thailand, Hongkong, termasuk Indonesia. Informasi hoax tersebut terjadi karena kepanikan, dan beberapa artikel di media menyebutkan bahwa isu ini dikaitkan dengan isu rasis dan konspirasi," tuturnya.

Rustika pun menambahkan, Facebook juga telah mengumumkan akan membantu menghapus unggahan dengan klaim palsu atau teori konspirasi mengenai wabah virus corona.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah meningkatkan upaya untuk memerangi hoax dengan tagar #KnowtheFacts lewat akun Twitter resmi.

 

 

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro