Bisnis.com, JAKARTA - Saran resmi tentang apakah orang harus memakai masker di depan umum dapat diubah setelah bukti baru muncul yang menunjukkan bahwa mereka dapat melindungi orang dari virus corona.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara konsisten mengatakan bahwa hanya mereka yang memiliki gejala atau merawat seseorang dengan COVID-19 yang harus memakai masker.
Tetapi sebuah studi baru dan bukti dari Hong Kong menunjukkan topeng mungkin memiliki manfaat perlindungan bagi publik dan panel ahli WHO akan menilai bukti hari ini dengan maksud untuk berpotensi mengubah pedoman mereka.
Profesor David Heymann, yang memimpin panel, memperingatkan rekomendasi tentang masker karena orang sering memakainya secara salah atau gagal membuangnya dengan benar.
"Saat ini ada perdebatan tentang kegunaan masker karena Hong Kong telah memberikan beberapa bukti bahwa masker mungkin berguna dalam melindungi individu dari infeksi," katanya dikutip Skynews.com.
"Belum jelas apakah itu benar atau tidak. WHO, sedang berdebat dengan sekelompok pakar di seluruh dunia untuk memahami apakah ada bukti yang membutuhkan perubahan dalam rekomendasi WHO untuk masker hanya dipakai oleh mereka yang sakit.
"Dan jika itu dianggap perlu, ada sektor swasta yang cukup siap untuk mulai memproduksi topeng-topeng itu dalam jumlah yang diperlukan." Ujarnya.
Data yang dikumpulkan di Hong Kong tentang penggunaan masker telah dibagikan secara rahasia pada WHO dan diharapkan akan segera diterbitkan.
Studi terpisah yang dilakukan di laboratorium di Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Cambridge, AS, menemukan bahwa batuk dapat memproyeksikan tetesan cairan hingga 6 meter jauhnya dan bersin mencapai hingga 8 meter.
Para ilmuwan yang terlibat dalam penelitian ini mengatakan hasil mereka menunjukkan bahwa memakai masker berkualitas tinggi dapat mengurangi risiko di beberapa lingkungan, terutama di ruangan berventilasi buruk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
