Foto aerial kendaraan melintas di Simpang Susun Semanggi pada jam berangkat kerja di Jakarta, Senin (23/3/2020). Sejumlah ruas jalan utama tampak lebih lengang pada jam berangkat kerja. Hal ini karena sebagian perusahaan telah menerapkan bekerja dari rumah guna menekan penyebaran virus corona. Bisnis/Himawan L Nugraha
Health

PSBB turunkan Kadar Nitrogen Dioxida NO2, Udara Jadi Bersih

Choirul Anam
Kamis, 7 Mei 2020 - 16:12
Bagikan

Bisnis.com, MALANG - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang bertujuan menekan penyebaran Virus Corona di beberapa daerah telah menurunkan konsentrasi NO2 (nitrogen dioksida) secara signifikan. sehingga meningkatkan kualitas udara di beberapa daerah, seperti di Jakarta.

Guru Besar Bidang Biologi Tanah dan Ekologi Perakaran Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Prof. Kurniatun Hairiah menegaskan hal itu dalam keterangan resminya, Kamis (7/5/2020).

"Efek PSBB ini membuat langit di beberapa daerah di Indonesia kembali berwarna biru. Hal ini tentunya karena pada umumnya pandemi Corona banyak terjadi di daerah dengan tingkat polusi udara yang tinggi," katanya dalam Webinar Series 1 bertajuk Rakyat, Ekologi dan Ketahanan Pangan dalam Menghadapi Pandemi edisi Selasa (5/5/2020).

Dia menjelaskan bahwa berdasarkan data dari WHO pengurangan jumlah traffic di beberapa daerah seperti di Wuhan Cina 11 juta orang yang terkena lockdown, menurunkan konsentrasi NO2 secara signifikan.

Berdasarkan peta satelit, efek Lockdown bisa dilihat pada perbedaan warna langit pada pada bulan Januari dan Februari. Jika pada Januari warna langit berwarna oranye atau merah maka pada bulan Februari warnanya langit sudah menjadi biru.

Di satu sisi, dampak lockdown dan pembatasan sosial akibat Corona menyebabkan terjadinya penurunan pertumbuhan ekonomi. Pembatasan Sosial di beberapa daerah menyebabkan terjadinya pengangguran besar-besaran di kota.

“Sedangkan di desa masyarakat biasanya bisa survive meskipun produksi pertanian menurun dengan mencari pekerjaan di kota namun saat ini di kota juga terkena pembatasan sosial.Mereka semakin tertekan, "katanya.

Ditambah lagi, saat ini bantuan pemerintah untuk pertanian lebih banyak digunakan untuk penanganan Covid-19. Dalam hal ini, untuk mendukung ketahanan pangan selama masa pandemic Covid-19 pemerintah perlu memperketat pengawasan terhadap penimbunan bahan pokok dan pendistribusian pangan secara merata hingga ke daerah terpencil serta menjaga stabilitas harga pangan.

Sedangkan untuk menjaga stabilitas pertanian berkelanjutan diperlukan sebuah kebijakan untuk melindungi rumah tangga pertanian, seperti dengan memutus rantai bisnis dengan tengkulak.

Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Pertanian (FP) UB Sujarwo, menambahkan bahwa peran pemerintah dibutuhkan untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Ketahanan pangan tidak bisa diserahkan hanya pada masyarakat tapi juga ada peran pemerintah.

Peran pemerintah bisa dilakukan contohnya dengan membeli hasil panen petani pada bulan Maret - Mei ataupun memanfaatkan hasil pada sektor perikanan yang biasanya didistribusikan untuk ekspor.

Proyek kemanusiaan untuk menjaga ketahanan pangan nasional harus dilakukan di semua sektor, baik pada bidang perikanan, peternakan, ataupun pertanian.

“Pemerintah harus membeli hasil panen warga dan bukan sektor swasta. Hal ini untuk semata mata untuk menjaga pendistribusian pangan di seluruh wilayah Indonesia, "katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Editor : Sutarno
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro