Bisnis.com, JAKARTA - Daewoong Infion, perusahaan joint venture bagian dari perusahaan farmasi asal Korea Selatan Daewoong Group, mencatat total penjualan reverse export produk erythropoietin (EPO) ke Korea telah mencapai lebih dari Rp145 miliar.
Hal ini merupakan total penjualan kumulatif selama 3 tahun mulai dari semester kedua tahun 2017 hingga semester pertama tahun 2020.
Suh Chang-woo, President Director Daewoong mengatakan mereka mampu membukukan lebih dari Rp145 miliar dari penjualan reverse export produk EPO yang berbentuk bulk/produk semi jadi dalam waktu tiga tahun berkat strategi dualisasi produksi yang dilakukan perusahaan melalui kerja sama dengan Daewoong Group.
"Daewoong Infion memproduksi produk EPO dalam bentuk bulk/produk semi jadi dan produk jadi. Lalu, Daewoong Pharmaceutical mengimpor bulk /produk semi jadi EPO ini dari Indonesia ke Korea untuk diproduksi menjadi produk jadi. Produk EPO tersebut oleh Daewoong Pharmaceutical dijual di Korea dengan nama merek berbeda," ujarnya dalam siaran persnya.
Daewoong Infion saat ini memproduksi erythropoietin (EPO) dalam bentuk produk jadi dan larutan murni di Indonesia.
Produk EPO milik Daewoong merupakan produk untuk mengobati anemia pada pasien yang menderita gagal ginjal kronis, menjalankan dialisis, dan mengidap anti-kanker. Produk EPO Daewoong telah mendapatkan sertifikasi halal dari LPPOM MUI pada Januari 2020. Sejak diluncurkan pada tahun 2017, produk ini mampu menjadi produk dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia hanya dalam waktu enam bulan dan terus menjadi produk yang terbaik.
Sementara itu, Daewoong Infion akan berekspansi ke pasar farmasi Timur Tengah senilai Rp970 triliun. Perusahaan memperoleh sertifikasi halal untuk produk Epidermal Growth Factor (EGF) pada bulan Mei lalu setelah produk EPO milik Daewoong mendapatkan sertifikasi halal pada bulan Januari. Total penjualan reverse export produk EPO diperkirakan akan melampaui Rp200 miliar hingga akhir 2020.