Bisnis.com, JAKARTA - Kandidat vaksin utama Universitas Oxford, ADZ-1222, yang dibuat bekerja sama dengan raksasa farmasi Inggris-Swedia, akan memulai uji coba tahap 2 dan 3 di India pekan ini.
Melansir Times of India, Selasa (18/8/2020), uji coba ini melibatkan sekitar 1.600 relawan. Saat ini, hanya relawan sehat, yang tidak memiliki riwayat tertular Covid-19 dalam 8-9 bulan terakhir yang telah dipilih untuk diberi dosis. Semua relawan berusia antara 20 dan 50 tahun.
Fokus melakukan uji coba di India adalah untuk melihat apakah vaksin dapat menimbulkan respon kekebalan yang baik dalam tubuh, tidak menyebabkan efek samping, dan memberikan respon yang aman, seperti yang terlihat dalam penelitian tahap awal. Analisis akan dilakukan 58 hari setelah pemberian dosis untuk menguji keamanan dan respon imunogenisitas.
Sesuai laporan, para relawan akan diberikan dosis vaksin dengan selang waktu dua minggu. Data positif yang diterima dari uji coba Oxford tahap awal menunjukkan bahwa imunisasi terkuat diamati pada pasien yang menerima dosis ganda vaksin eksperimental.
Uji coba, yang akan dilakukan selama beberapa bulan ke depan akan diselesaikan pada akhir November atau Desember, setelah itu, hasilnya akan sesuai dengan data uji coba global.
Serum Institute of India, yang merupakan ujung tombak uji coba dan produksi vaksin Oxford berencana untuk mencadangkan setidaknya 50 persen dari dosis vaksin untuk populasi India jika vaksin tersebut disetujui untuk digunakan.
Vaksin akan dijual dengan cara 'harga pandemi' dan dibatasi dengan harga terjangkau sehingga semua bagian dari populasi orang di India akan memiliki akses yang mudah mendapatkannya. Ya, Serum Institute of India (SII) ditugaskan untuk memproduksi vaksin yang terjangkau untuk masyarakat.
SII yang berbasis di Pune, dimiliki oleh konglomerat Adar Poonawalla, yang telah berjanji untuk memproduksi lebih dari seratus juta dosis vaksin di tengah peningkatan fasilitas produksi.
Perusahaan ini juga sedang dalam pembicaraan dengan perusahaan swasta dan filantropis mengumpulkan dana untuk hal yang sama. Serum Institute juga akan menerima hampir US$150 juta pendanaan 'berisiko' dari Bill dan Melinda Gates Foundation untuk mengembangkan dosis murah dan tersedia untuk populasi di India dan pada umumnya akan disalurkan melalui GAVI.