Bisnis.com, JAKARTA – Para pakar kesehatan telah memperingatkan masyarakat tentang bahaya konvergensi virus corona baru dan flu selama musim dingin yang akan datang. Para ahli memperingatkan pandemi Covid-19 perlu dikendalikan sebelum musim flu untuk menekan dampak yang mungkin terjadi.
Beberapa pihak menyebut konvergensi ini sebagai twindemic, yakni epidemi ganda yang akan menambah ketegangan pada pusat-pusat dan fasilitas pelayanan kesehatan. Oleh sebab itu, pakar mengidentifikasi dua gejala utama yang menandakan infeksi Covid-19, bukan sekadar flu.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di National Library of Medicine, pakar menyebut dua gejala utama dari infeksi virus corona baru adalah disfungsi penciuman dan gustatory. Dua hal ini merupakan presentasi klinis dari bentuk Covid-19 ringan hingga sedang.
Dilansir dari Express UK, Rabu (9/9) studi tersebut mencatat sebanyak 417 pasien Covid-19 ringan hingga sedang. Dari penelusuran pasien, gejala umum yang paling banyak ditemui adalah batuk, mialgia, dan kehilangan nafsu makan.
Studi juga menemukan sebanyak 85,6 persen pasien melaporkan adanya disfungsi penciuman dan sebanyak 88 persen melaporkan adanya disfungsi gustatory. Disfungsi penciuman terkait dengan hilangnya dan bau sementara gustatory terkait dengan hilangnya indera perasa atau pengecap.
Dalam studi lain yang dilakukan oleh ahli dari Universitas East Angila, para pakar meneliti gejala kehilangan penciuman antara mereka yang menderita pilek atau flu biasa dibandingkan dengan mereka yang menderita Covid-19.
Studi ini bertujuan untuk menilai dan membandingkan secara objektif fungsi penciuman dan pengecapan pada pasien Covid-19, pasien flu akut, dan orang sehat yang disesuaikan dengan usia serta jenis kelamin.
Hasilnya, studi tersebut menyimpulkan bahwa mekanisme disfungsi penciuman terkait Covid-19 berbeda dari yang ada pada pasien flu. Gejala Covid-19 lain yang mungkin menunjukkan bahwa itu bukan flu biasa adalah dispnea atau kesulitan bernapas.
Oleh sebab itu, Center for Diseases Control and Prevention (CDC) menyatakan bahwa hilangnya bau dan dispnea saat ini adalah dua gejala yang tidak dimiliki oleh flu, tetapi dimiliki oleh mereka yang terinfeksi Covid-19.
Setengah dari pasien dengan kasus penyakit yang parah mungkin mengalami dispnea sekitar seminggu setelah timbulnya gejala. Gejala tersebut menunjukkan masalah pernapasan parah, yang mungkin memerlukan terapi oksigen tambahan dan bahkan ventilator.
Namun demikian, baik virus corona maupun flu memiliki banyak gejala yang serupa, sehingga hampir tidak mungkin bagi para profesional kesehatan dan pasien untuk mengetahui apa masalah yang mendasarinya tanpa pengujian.