Ilustrasi vaksin Covid-19./Antara
Health

Faktor Penting yang Menentukan Harga Vaksin Covid-19

Mia Chitra Dinisari
Rabu, 30 September 2020 - 07:09
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pengembangan vaksin Covid-19 terus dikejar. Hingga saat ini ada 10 pengembang yang sudah masuk dalam uji klinis tahap 3 atau fase akhir dalam sebuah pengembangan vaksin.

Harga yang akan dibanderolpun sudah mulai diinformasikan. Meski, belum ada harga pasti yang ditetapkan.

Sementara ini, dikutip dari Times of India, vaksin buatan Oxford-AstraZeneca, yang akan dipasarkan dengan nama merk dagang 'Covishield' mungkin dihargai Rp201.000.

Novavax, kemungkinan dihargai Rp60.350. Sedangkan vaksin buatan Pfizer bisa seharga lebih dari Rp400.000 dan Moderna, kandidat utama lainnya bisa dijual sekitar Rp800.000an. Sedangkan vaksin buatan Covaxin, ZyCov-D dan Sputnik V belum menunjukkan harga mereka.

Sementara itu, vaksin buatan China disebutkan dua kali dosis vaksin bisa dikenakan hingga Rp2 jutaan. Yang artinya paling mahal dibandingkan vaksin buatan pengembang lainnya.

Memproduksi vaksin, dalam skala besar, memang membutuhkan biaya yang mahal dan memastikannya menjangkau sasaran yang tepat juga merupakan sesuatu yang membutuhkan investasi yang sangat besar.

Sebagian besar perusahaan farmasi, saat ini, telah berjanji untuk menjual vaksin mereka sesuai harga pandemi, atau membuatnya terjangkau untuk negara berkembang dan ekonomi rendah. Penetapan harga merupakan aspek penting untuk dipertimbangkan. Itu juga bisa memutuskan siapa yang mendapatkan vaksin secara langsung.

VK Paul, anggota NITI Aayog, yang mengawasi administrasi vaksin di India menjelaskan soal penetapan harga vaksin Covid-19 mungkin rumit karena beberapa dari calon vaksin berada pada tahap awal pengembangan.

Menurutnya, vaksin, efektif atau tidak, memiliki label harga. Dia menjelaskan ada tiga faktor utama yang dapat menentukan harga vaksin khususnya untuk masyarakat India:

1. Teknologi pembuatannya

Banyak vaksin yang sedang dikerjakan saat ini menggunakan berbagai teknologi-mRNA, yakni  teknologi yang memakai vektor DNA.

Teknologi ini tidak hanya membutuhkan sedikit ketelitian ilmiah tetapi juga mahal untuk pengadaannya. Biaya juga akan tercermin dalam mark-up akhir dari vaksin yang dijual. Oleh karena itu, perusahaan yang berbeda bisa menjual vaksin dengan harga yang berbeda.

2. Kemanjuran

Jika kemudian ada pilihan alternatif lebih dari satu vaksin yang siap, harga juga dapat berbeda berdasarkan kemanjuran. Semakin tinggi tingkat respons dan efektivitas, semakin tinggi harganya.

3. Penyimpanan dan transportasi

Vaksin mRNA menggunakan enzim khusus (vaksin capping enzyme) yang tidak hanya terdegradasi lebih cepat, tetapi juga dianggap sebagai salah satu bahan termahal di dunia, dan juga sulit diperoleh.

Penyimpanan di tempat dingin, di tempat-tempat khusus, juga membutuhkan penggunaan sumber daya tambahan dan juga meningkatkan biaya.

Daerah yang jauh mungkin juga harus membayar biaya di muka yang lebih tinggi, untuk memfasilitasi pengiriman vaksin, yang, sekali lagi, dapat menambah biaya.

4. Kebijakan pemerintah

Ada juga opsi yang memungkinkan bahwa pemerintah dari masing-masing negara dapat membayar biaya di muka kepada perusahaan, dan kemudian mendistribusikan vaksin 'gratis' kepada publik, atau menawarkannya dengan harga diskon dan memberikan subsidi dalam jangka panjang.

Namun, ada juga kemungkinan kuat bahwa harga juga dapat terdiferensiasi, bergantung pada negara tujuan utamanya, kelompok populasi yang menjadi sasarannya. Negara yang lebih kaya mungkin juga harus membayar lebih, tergantung pada situasi yang dihadapi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro