Bisnis.com, JAKARTA -- Selama masa pandemi Covid-19, orang tua perlu mengenali kondisi ketika anak mengalami gejala berupa bintik-bintik kecil pada kulit area wajah, kelopak mata, ketiak, paha, dan selangkangan.
Jika Anda menemukan gejala sejenis, orangtua tentu perlu segera melakukan pemeriksaan khusus mencegah potensi penyakit jerawat genital.
Uniknya, bintik ini jarang muncul pada tangan, telapak kaki, atau mulut. Bintik tersebut punya ukuran lebar sekitar 2-5 milimeter, dan lesung pada bagian tengah. Dikutip dari Laporan Klinik Pramudia, Kamis (19/11/2020), biasanya bintik ini pun tidak mengalami peradangan alias pembengkakan dan merah. Penanganan dini penting dilakukan, karena gejala ini mengarah kepada jenis penyakit jerawat area genital.
Baca Juga 12 Manfaat Susu Bagi Kesehatan Kulit |
---|
CEO Klinik Pramudia, Anthony Handoko, menjelaskan, bintik-bintik ini adalah jerawat genit atau disebut penyakit Moluskum Kontagiosum (MK). Tak dipungkiri MK merupakan salah satu jenis penyakit kulit yang masih asing bagi masyarakat.
Penyakit ini mengganggu kenyamanan pasiennya dan dalam jangka panjang, serta menurunkan kualitas hidup. Apalagi jika pasien tanpa sadar menggaruk luka bintik tersebut, maka dapat menyebabkan virus menyebar dalam barisan atau kelompok, yang disebut crop.
Moluskum Kontagiosum (MK) merupakan infeksi kulit yang disebabkan poxvirus. Penyakit ini merupakan infeksi virus yang sangat menular dan dapat ditularkan dari orang ke orang dengan cukup cepat.
Adapun penularan MK terjadi karena kontak langsung pada kulit yang erat dan berulang baik secara seksual maupun non-seksual, serta autoinokulasi pada garukan.
"Jadi biasanya melalui kontak kulit ke kulit, berbagi pakaian, atau hanya dengan menyentuh benda yang disentuh penderita yang terinfeksi," jelas Anthony.
Jerawat genital pada anak merupakan infeksi virus yang menyerang kulit, sedangkan jerawat genital pada dewasa dianggap sebagai penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS). MK sering ditemukan pada pasien gangguan sistem imun yang menurun, seperti pada penderita HIV.
Anthony mengakui, hingga saat ini belum terdapat data epidemiologi yang akurat untuk penyakit jerawat genital. Ada penelitian yang menyatakan insiden MK sebesar 1200-1400 kasus per 100,000 penduduk per tahun di seluruh dunia.
Berdasarkan kasus MK di Klinik Pramudia saja, selama 2019 -2020, ditemukan rata-rata sebanyak 2-4 kasus per bulan, baik pada anak maupun dewasa. Data yang sama juga menjelaskan bahwa umum ditemukan beberapa kasus MK pada penderita HIV selama kurun waktu tersebut.
Data dari Pramudia juga menyatakan, tidak ditemukan jumlah perbedaan kasus MK pada ras dan jenis kelamin yang berbeda. "Penderita MK anak di Klinik Pramudia berusia 2-10 tahun dan usia 20-60 tahun pada kasus dewasa," sambung Anthony.
Upaya pencegahan terbaik penyakit ini adalah menghindari sumber penularan melalui deteksi dini pada anak maupun dewasa. Sayangnya, deteksi dini MK juga bukan perkara mudah. Pada umumnya MK tidak memiliki rasa gatal ataupun nyeri.
Masa inkubasi MK antara 2- 6 bulan. Anda bisa lekas mengenali gejala MK di kulit, Anda bisa memperhatikan bintik yang hampir menyerupai jerawat dan cepat menjadi banyak. Pada anak, MK sering ditemukan di dada, punggung, kaki, tangan, daerah lipatan dan wajah. Sementara pada orang dewasa ditemukan pada area genital dan sekitarnya.
Selain menghindari kontak fisik dengan penderita, pencegahan MK di lingkungan masyarakat perlu ditempuh dengan cara selalu menjaga kesehatan dan imunitas tubuh, serta selalu menjaga kebersihan.
Meski demikian cara penderita tak perlu khawatir karena jerawat genital alias MK dapat diobati. Pasalnya terdapat beberapa cara pengobatan untuk jerawat genital pada anak, yang juga hampir sama dengan dewasa. Meski demikian implementasi pengobatan pada anak jauh lebih sulit daripada orang dewasa.
Oleh karenanya, butuh kesadaran masyarakat mau memperhatikan dan memeriksa penyakit sedini mungkin sebelum menyebar. Apabila diobati dengan benar dan tidak terjadi kontak ulang terhadap sumber penularan, jarang terjadi kekambuhan pada MK.
Anthony mengakui, berdasarkan pengalaman praktek di Klinik Pramudia, tingkat kesadaran masyarakat terdapat MK sangatlah rendah.
"Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya pengenalan penyakit MK di kulit serta kurangnya informasi dan edukasi tentang penyakit ini di masyarakat. Sehingga deteksi dini sulit terjadi,” tuturnya.
Oleh sebab itu, masyarakat dihimbau segera konsultasi ke dokter penyakit kulit dan kelamin jika mendapati jerawat yang cepat sekali bertambah banyak, yaitu di sekitar area genital pada orang dewasa dan di sekitar punggung, kaki, tangan dan dada pada anak.