Bisnis.com, JAKARTA – Seorang ahli senjata biologi khawatir bahwa virus corona dapat membuka jalan bagi perang jenis baru, karena dampaknya yang telah menyebabkan lebih dari 2,5 juta kematian secara global hingga saat ini.
Pandemi virus corona baru telah menunjukkan bagaimana virus dapat membuat publik global di seluruh dunia bertekuk lutut, dengan jumlah kematian mencapai angka yang sangat besar sejak terakhir terjadi pada Perang Dunia Kedua.
Hamish de Bretton-Gordon, ahli senjata yang telah menangani serangan kimia dan biologi di seluruh dunia selama 30 tahun, mengatakan hal ini tidak akan luput dari perhatian. Dia mengatakan tidak menutup kemungkinan pihak tak bertanggung jawab akan menggunakan virus sebagai senjata.
“Sayangnya, ada aktor jahat di sekitar yang ingin menyakiti kita. Sekarang banyak dari mereka berpikir tidak ada cara yang lebih baik untuk melakukannya selain patogen tipe SARS,” katanya seperti dikutip Metro UK, Selasa (2/3).
Dia khawatir virus seperti corona baru dapat digunakan sebagai salah satu senjata mematikan, dan dunia sudah pernah melihat hal seperti ini. Serangan Salisbury Novichok adalah salah satu contoh penggunaan racun yang memicu kekhawatiran internasional.
Peristiwa yang terjadi pada 2018 itu menelan korban yang diketahui sebagai mantan mata-mata Rusia di Inggris. Setelah identifikasi, ditemukan bahwa Sergei Skripal dan putrinya Yulia meninggal karena botol parfum palsu yang berisi racun novichok.
Dia mengatakan bahwa ancaman seperti ini memang relatif dapat ditangani, tapi tetap saja Covid-19 menurutnya telah menjadi peringatan besar di bidang keamanan biologis. Dia mengatakan upaya bersama diperlukan untuk memastikan tidak ada insidedn jenis Novichok lainnya di masa depan.
Secara khusus de Bretton-Gordon mendesak pemerintah Inggris dan Amerika Serikat untuk terus memperkuat pertahanan mereka. Dia mengimbau lebih banyak upaya yang diperlukan untuk mengatasi penyebaran disinformasi setelah serangan yang dapat menyebabkan kekacauan.
Mengingat keracunan yang terjadi di Salisbury, Inggris tiga tahun lalu, dia mengatakan masyarakat benar-benar merasa ketakutan dan merasa janggal mengetahui sesuatu seperti itu telah terjadi di tempat mereka.
Dalam buku terbarunya, dia menceritakan bagaimana terkejutnya dia saat mendengar kabar tersebut saat berada di Timur Tengah. Setelah mencurigai keterlibatan Novichok, dia sangat panik dan meminta keluarganya tetap tinggal di dalam rumah.
Menggambarkan bagaimana zat mematikan dapat membunuh ribuan orang bahkan dengan ukuran seperempat cangkir, dia memuji kesigapan layanan darurat dan militer untuk melakukan ‘operasi pembersihan’ yang membuat wilayah itu lebih aman.