Bisnis.com, JAKARTA - Setelah tenaga medis, pemerintah fokus memberikan vaksinasi Covid-19 kepada warga lanjut usia (lansia). Pemberian vaksin kepada lansia ini disebabkan adanya kerentanan terkena Covid-19 bagi kalangan tersebut.
Jubir Satgas Covid-19 Dr. Tonang Dwi Ardyanto mengatakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sangat hati-hati dalam menyuntikkan vaksin kepada para lansia. Petugas kesehatan juga mengajukan pertanyaan (frailty test) untuk mengecek kerapuhan atau kerentanan lansia sebelum disuntik vaksin Covid-19.
"Sebenarnya tidak ada yang berbeda dalam pemberian vaksin, baik untuk lansia maupun bukan. Namun, ada tes untuk lansia demi mencari tahun apakah mereka mengalami kerentanan atau tidak untuk diberikan vaksin Covid-19," katanya ketika dihubungi Bisnis, Selasa (23/3/2021).
Selain itu juga, dia mengatakan muncul anggapan jika melakukan vaksin maka akan merasakan sakit. Namun, Dr Tonang membantah hal tersebut.
Menurutnya, informasi tersebut merupakan anggapan yang salah atau disinformasi terkait vaksin Covid-19.
“Ada salah kaprah mengenai pemberitaan, katanya kalau vaksin akan sakit itu salah. Tidak ada yang namanya setelah vaksin akan mengalami sakit atau yang lainnya. Dalam pemberian vaksin ada beberapa tahapan dan tidak sekali bisa kebal dengan virus [Corona],” ujarnya.
Meski demikian, banyak dari para masyarakat khususnya lansia yang takut untuk melakukan vaksin Covid-19. Hal itu menjadi tantangan dari pihak Kemenkes untuk mengubah pemikiran bagi masyarakat yang takut untuk melakukan vaksinasi.
Dia menilai salah satu kesulitan dalam menangani lansia, yakni bagaimana Kemenkes melakukan pendekatan kepada mereka.
“Berbeda dengan anak – anak, mereka sebenarnya lebih pintar. Cara pendekatan kepada mereka harus dengan diskusi ringan, karena mereka agak sensitif,” ucapnya.
