Bisnis.com, JAKARTA - Virus penyebab Covid-19, SARS-CoV-2, kini telah bermutasi menjadi sejumlah varian lain yang memiliki daya penularan lebih besar dan cepat.
Virus corona varian B117 tercatat ditemukan di Sumatera Selatan pada 11 Januari 2021, di Kalimantan Selatan pada 6 Januari 2021, di Kalimantan Timur pada 12 Februari 2021, dan di Sumatera Utara pada 28 Januari 2021.
Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan mutasi merupakan proses alamiah hasil dari perubahan kode genetik sebuah virus. Setiap virus bereplikasi atau memperbanyak diri memiliki perubahan kode genetik.
“Ya, ketika dia [virus] bereplikasi memperbanyak diri itu mengalami mutasi, dimana ada perubahan kode genetiknya," ujar Dicky dalam wawancara singkat di KompasTV seperti dikutip, Rabu (31/3/2021).
Dia menuturkan varian baru tersebut merupakan hasil dari mutasi sebuah virus. Karena itu, mutasi virus Covid-19 layak disebut sebagai varian, strain, atau jenis baru virus Corona.
Kendati demikian, Dicky menuturkan ada hasil penelitian yang menunjukkan varian virus corona tersebut lebih cepat menular ketimbang pendahulunya.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan pemerintah terus memantau mutasi virus corona karena sudah menjadi karakter virus untuk selalu bermutasi.
Kemenkes juga terus menekankan pentingnya penerapan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) dalam setiap kegiatan untuk meminimalisir penyebaran varian baru Covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
