Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah institut riset Jepang memprediksikan bahwa varian virus corona Inggris akan mencapai lebih dari 80 persen kasus di Tokyo dan sekitarnya pada awal Mei 2021.
Mengutip Perusahaan Penyiaran Jepang (Nippon Hoso Kyokai/NHK) pada Kamis (15/4/2021), Institut Nasional Penyakit Menular mengeluarkan prediksi tersebut berdasarkan hasil tes varian virus corona.
Dikatakan bahwa varian Inggris, yang disebut N501Y, ditemukan 1,32 kali lebih mudah menular dibandingkan virus aslinya dalam hal jumlah orang yang bisa tertular oleh satu orang.
Institut itu mengungkapkan bahwa kasus varian Inggris terus meningkat di Tokyo dan tiga provinsi tetangganya sejak pertengahan Maret lalu. Disebutkan bahwa persentase varian tersebut tercatat sekitar 10 persen pada awal April dan diperkirakan akan mencapai 80 hingga 90 persen pada awal Mei.
Di Osaka dan dua provinsi tetangganya, kasus varian Inggris mulai melonjak pada Februari dan diyakini telah menjadi mayoritas penularan pada akhir Maret.
Institut tersebut memperkirakan bahwa rasio varian Inggris kini telah naik menjadi 80 persen dari sekitar 75 persen awal bulan ini. Rasio ini diperkirakan akan mencapai hampir 100 persen pada akhir bulan depan.
Institut Nasional Penyakit Menular memprediksikan kemungkinan bahwa varian Inggris akan menjadi mayoritas di antara kasus virus korona di empat provinsi di Jepang tengah serta Okinawa pada awal bulan depan.
Sementara itu, survei yang dilakukan pemerintah daerah di Jepang menunjukkan varian virus corona yang pertama terdeteksi di Inggris tengah melonjak di negara tersebut.
Di Provinsi Osaka, sebuah survei terhadap 304 orang yang hasil tesnya positif dalam pekan hingga 3 April menunjukkan 73,7 persen, atau 224, terkena varian itu.
Proporsi orang dengan varian tersebut mencapai 41,7 persen dalam pekan hingga 13 Maret, 48,6 persen hingga 20 Maret, dan 65 persen hingga 27 Maret.
Di Tokyo, 130 orang atau 25,5 persen, dari 510 yang hasil tesnya positif dalam pekan hingga Minggu 11 April terkonfirmasi memiliki varian itu.
Jumlah kasusnya mencapai 3,1 persen di pekan hingga 28 Maret, tetapi meningkat 16 persen dalam pekan hingga 4 April. Saat ini meningkat hingga hampir 10 poin lagi.
Survei itu tidak mencakup seluruh orang yang terinfeksi dan memasukkan area dengan orang dalam jumlah banyak yang melakukan kontak dekat dengan orang yang positif varian tersebut.