Ivermetcin/alodokter
Health

WHO Larang Penggunaan Ivermectin Bagi Pasien Covid-19, Ini Respons FLCCC

Mutiara Nabila
Senin, 28 Juni 2021 - 13:15
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Frontline Covid-19 Critical Care Alliance (FLCCC) menyatakan anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) supaya tidak memberikan izin penggunaan Ivermectin pada pasien Covid-19 tidak tepat. Menurut mereka, imbauan tersebut justru menghambat penanganan Covid-19.

Chief Medical Officer FLCCC Alliance Pierre Kory mengatakan bahwa dalam uji coba dan pengalaman penggunaan Ivermectin di berbagai negara, obat ini aman bahkan untuk dikonsumsi setiap hari untuk pengobatan dan setiap pekan untuk pencegahan.

“Dosis tinggi pun terbukti tidak memberikan efek samping. Ini [Ivermectin] bahkan masuk ke dalam obat-obatan paling aman di dunia industri obat-obatan,” ungkapnya pada konferensi pers, Senin (28/6/2021).

Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan izin edar Ivermectin untuk sebagai obat cacing, dan bukan untuk penanganan Covid-19. Adapun, belum diedarkannya Ivermectin untuk pengobatan Covid-19 lantaran Pemerintah Indonesia mengikuti anjuran WHO.

“Komentar ini tidak relevan, karena Kementerian Kesehatan di Argentina sudah mengumumkan di surat kabar ada 3.000 pasien pakai dosis 0,6 mg per kg berat badan , dikonsumsi setiap hari ini tidak ada efek samping yang dirasakan,” jelasnya.

Adapun, dari setiap contoh yang ada di berbagai negara, telah berhasil menekan kematian, dan kesakitan dengan baik.

“Guideline WHO terkait obat ini tidak tepat dan tidak cocok untuk dapat membuat penanganan pandemi,” tegasnya.

Senada, Vice President PT Harsen Laboratories Sofia Koswara memaparkan adanya penurunan kualitas penanganan pandemi di India ketika mengikuti arahan WHO yang mendesak agar tidak menggunakan Ivermectin.

“Ivermectin menyelamatkan 97 persen kasus Covid-19 di Delhi dalam waktu lima pekan, serta menyelamatkan lebih dari 332 juta jiwa di 5 provinsi India,” ungkapnya.

Hasilnya di Delhi kasus turun 97 persen dari 28.395 kasus menjadi 956, Uttar Pradesh turun 95 persen dari 37.944 kasus menjadi 2.014, di Goa turun 85 persen dari 4.195 kasus menjadi 645, di Kamataka turun 60 persen dari 50.112 kasus menjadi 20.378 kasus, dan di Uttarakhan turun 87 persen dari 9.642 kasus menjadi 1.226.

Sementara itu di daerah yang tidak memakai Ivermectin, terjadi kenaikan kasus hingga ratusan persen. Misalnya di Tamil Nadhu kasus naik 173 persen dari 10.986 menjadi 30.016. Kemudian, di Odisha kasus naik 50 persen dari 4.761 menjadi 7.148 kasus. Di Assam kasusnya naik 240 persen dari 1.651 menjadi 5.613 kasus.

Selanjutnya, di Arunachal Pradesh kasus naik sampai 656 persen dari 61 kasus menjadi 461 kasus. Kemudian, di Tripura kasusnya naik bahkan hingga 828 persen dari 92 menjadi 854 kasus.

Berdasarkan studi InVitro dipaparkan oleh Dokter Paru RSUP Persahabatan Budhi Antariksa, Invermectin mampu menghambat replikasi virus. Ivermectin juga berperan sebagai antiinflamasi dan dapat mencegah produksi sitokin dan mediator inflamasi.

“Dari percobaan pada kultur sel SARS CoV-2, Ivermectin bisa menghambat replikasi, mengurangi viral load, atau jumlah virus, dan melindungi terjadinya kerusakan organ pada studi di hewan. Obat ini juga mencegah transmisi dan berkembangnya pada pasien yang terinfeksi,” terangnya.

Dari jurnal The ICON Study, penggunaan Ivermectin berkaitan dengan penurunan kematian, dan penggunaan Ivermectin selama lima hari bisa mengurangi durasi penyakit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Edi Suwiknyo
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro