Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Provinsi Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyatakan, stunting masih menjadi tantangan besar terhadap sumber daya manusia, terutama selama pandemi.
Pada 2020, sebanyak 156.549 balita di Jawa Tengah mengalami stunting. Hal ini dapat disebabkan oleh praktek pengasuhan yang tidak baik, kurangnya akses ke makanan bergizi, kurangnya akses air bersih, hingga terbatasnya layanan kesehatan.
"Maka dari itu, penting untuk memberikan gizi baik seperti susu dan vitamin, hingga melibatkan berbagai pihak misalnya LSM dan aktivis maupun swasta untuk pengadaan air bersih. Dengan upaya bersama, kita bisa mencapai Indonesia Maju di 2045.” ujarnya dalam sambutannya pada “Gubernur Jateng Tilik Kampung KB” dikutip dari keterangan tertulisnya.
Kepala Perwakilan BKKBN Prov. Jawa Tengah, drg. Widwiono, M.Kes juga mengatakan bahwa angka stunting dan perkawinan anak berperan besar terhadap kesehatan masyarakat.
“Terdapat beberapa hambatan yang terjadi di keluarga, mulai dari kurangnya informasi terkait pola hidup sehat, hingga tingginya angka perkawinan anak dan stunting. Terutama di Kabupaten Wonosobo. Dalam rangka HARGANAS, kami menyelenggarakan rangkaian kegiatan mulai dari perlombaan di sosial media hingga kampanye Jo Kawin Bocah. Hal ini dilakukan sebagai langkah edukasi untuk menekan angka perkawinan anak dan angka stunting.”
Disamping pentingnya peran keluarga, Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa keluarga di Indonesia masih mengalami berbagai tantangan kesehatan. Hal ini meliputi dari kondisi stunting yang dialami 30,8% balita, anemia yang dialami sekitar 1 dari 3 balita dan 1 dari 2 wanita hamil, hingga 1 dari 5 anak Indonesia tidak cukup minum air.
Vera Galuh Sugijanto, Vice President General Secretary Danone Indonesia menuturkan bahwa pencegahan stunting sejalan dengan visi One Planet, One Health dari Danone. “Kami bertujuan untuk membawa kesehatan melalui produk nutrisi, hidrasi, hingga program berkelanjutan ke sebanyak mungkin masyarakat di Indonesia. #BersamaCegahStunting merupakan integrasi program-program pencegahan stunting unggulan, yang menyasar edukasi gizi dan pola hidup sehat di keluarga maupun sekolah seperti Tangkas, GESID, dan Isi Piringku. Kami sangat senang dapat bermitra dengan pemerintah provinsi dan dinas setempat, untuk berkontribusi pada kesehatan masyarakat di Wonosobo.” paparnya.
Danone Indonesia menghadirkan program-program edukasi berkelanjutan serta kegiatan promotif-preventif yang fokus menjawab tantangan gizi, terutama stunting, pada anak-anak, remaja, hingga ibu hamil dan menyusui. Program tersebut juga dilakukan melalui kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademia, organisasi profesi dan Lembaga Swadaya Masyarakat.
Bagi masyarakat Wonosobo, kemitraan ini terdiri dari program Isi Piringku, GESID, hingga Tangkas. Isi Piringku merupakan edukasi gizi seimbang dalam mendukung program pemerintah "Isi Piringku" yang mengedukasi anak usia PAUD tentang pemenuhan gizi, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta pola asuh. Program yang dikembangkan bersama Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB sejak 2017 ini telah mencapai 74.355 anak dan 6.299 guru di 2.707 PAUD yang berlokasi di 22 Kabupaten/Kota di 8 provinsi. Isi Piringku sendiri sedang dalam tahap pengembangan untuk dapat digunakan oleh anak usia Sekolah Dasar (SD).
“Kami berharap kemitraan yang terjalin di tingkat provinsi maupun pusat dapat membantu masyarakat dan mendorong lahirnya lebih banyak kolaborasi multipihak yang lebih luas. Sehingga, bersama-sama kita bisa menjangkau dan membantu lebih banyak masyarakat,” tutup Vera.