Bisnis.com, JAKARTA - Masa pandemi ini membuat brand sepatu Crocs memilih untuk comeback.
Mengejutkannya, pembuat sepatu chunky itu melaporkan rekor penjualan Crocs sebesar US$640m dalam tiga bulan hingga 30 Juni. Capaian ini hampir dua kali lipat dari periode yang sama di tahun lalu.
Karena tren tidak menunjukkan tanda-tanda melambat, perusahaan menaikkan prospek pendapatannya untuk sisa tahun ini. Bos perusahaan mengatakan ada permintaan yang kuat untuk kolksi mereka secara global. Laba bersih sebelum pajak tumbuh menjadi US$190,5 juta antara April dan akhir Juni, dari sebelumnya US$54,7 juta.
Kepala Eksekutif Crocs, Andrew Rees, saat ini mengharapkan pendapatan untuk tahun 2021 bisa meningkat sebanyak 65 persen dibandingkan dengan peningkatan hingga 50 persen yang diperkirakan perusahaan pada bulan April.
"Kami terus melihat permintaan konsumen yang kuat untuk merek Crocs secara global," kata Rees dilansir dari BBC.
Didorong oleh pelanggan yang sedang stay at home, perusahaan yang berbasis di Colorado mengatakan bahwa penjualan digital naik 25,4% dan mencapai lebih dari sepertiga dari total penjualan.
Menurut publikasi perdagangan Footwear News, Crocs mengatakan bahwa mereka telah mengajukan keluhan kepada Komisi Perdagangan Internasional AS untuk menindak perusahaan yang mengimpor produk duplikatnya dari luar negeri. Baru-baru ini, mereka mengajukan tuntutan hukum pelanggaran merek dagang terhadap 21 toko, termasuk raksasa ritel Walmart.
Crocs sendiri masih sangat optimis dengan bisnisnya. Dalam presentasi untuk investor, untuk pertumbuhan di masa depan Crocs menyediakan sandal dan "Jibbitz" yang dapat digunakan oleh pecinta Crocs untuk menyesuaikan sepatu mereka. Ini juga diatur untuk fokus pada kampanye selebriti khususnya di Asia dan China, di mana ia melihat peluang pertumbuhan jangka panjang terbesar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
